Rabu, 21 Desember 2011

Naff - Tetap Berjalan :')


Aku pertama tahu lagu ini dari Bu Erma, salah satu guru di SMP-ku tercinta. Pertama denger, iya sih, enak. Liriknya juga bagus. Tiap kali aku denger lagu ini, aku jadi inget Bu Erma dan guru-guru di BM. Secara nggak langsung jadi inget pesan-pesan mereka juga, jadi aku bisa lebih semangat lagi menjalani hidup.

Terima kasih banyak banget buat Bu 'E yang udah ngenalin lagu ini ke saya dan teman-teman. Maaf nggak jadi dinyanyiin pas wisuda. :)


Tetap Berjalan
NaFF


Hidup terlalu bengis saat kau coba terus ratapi
Hidup adalah perjuangan meski tak mudah kau taklukan

Mana senyuman manismu dulu tunjukan itu padaku
Usaplah air matamu lalu bilang bahwa kau mampu

Berjalanlah walau tertatih kawan
Hadapi dunia dengan senyuman
Di sini ku ada untukmu
Genggam tangan kita bersenang-senang

Minggu, 18 Desember 2011

First Semester Almost End...

Ih wow.

Semester ini aku kacau banget. Raporku semester ini, yang akan dibagikan minggu depan, pasti bakal jadi yang paling jelek sepanjang hidupku. Kacau kacau kacau...

Salahku sendiri sih, aku sadar kok. Aku pemalas banget, dan mungkin juga manja. Mental ciut juga. Aku dituntut keluarga untuk masuk ke jurusan IPA, dan sekolahku mensyaratkan nilai IPA dan Matematika minimal 8.5. Tapi selama belajar di semester pertama ini, nilai IPA-ku jelek terus. Pernah sih bagus, tapi itu juga karena materinya gampang, atau udah pernah dipelajari di SMP. Sebaliknya, nilai IPS-ku malah agak mendingan dikit. Kurasa sebenarnya yang paling aku kuasai itu bidang bahasa, agama sama TIK. Mau Bahasa Prancis, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan di English Public Speaking, Alhamdulillah nilaiku nggak jelek. Di agama juga lancar, walaupun gampang-gampang-susah. Nggak sia-sia emang sekolah agama 12 tahun. Kalo di TIK, aku agak kewalahan sih, tapi Alhamdulillah masih bisa.

Aku paling nggak bisa dikasih tugas rumah. Pasti ujung-ujungnya telat atau malah nggak ngumpulin. Apalagi keadaan meja belajarku gawat, mesti bener-bener dibersihin dulu. Tapi Alhamdulillah, kalo tugas kelompok aku pasti ngumpulin.

Aku juga ternyata mesti mengakui, aku tertekan banget sama lingkungan sekolah baru. Untuk pertama kalinya aku punya guru yang sudah cukup berumur. Tentu semangat dan perhatian mereka berbeda dari guru muda, walaupun beberapa juga masih berjiwa muda sih. Nggak tahu kenapa, aku cenderung suka sama guru yang kisaran usianya 20-45-an. Yang umur anak pertamanya masih SMP atau SD. Bener deh, nggak tahu kenapa.

Soal kakak kelas dan temen-temen seangkatan juga gitu. Sekolahku sebelumnya kecil, jadi kekeluargaannya kental dan ikatannya kuat. Guru-guru selalu memberikan contoh yang baik, patut jadi panutan kami. Tujuh Prinsip (jujur, tanggung jawab, visioner, disiplin, kerjasama, adil, peduli) juga senantiasa dicamkan dalam hati kami. Kalo di sekolah baru, beberapa kakak kelasnya kadang sok senior, murid-muridnya cuek dan kurang peduli, jarak hati antar murid dan guru terlalu jauh, kalo belajar pada biasa nyontek, kata-katanya kasar, kurang sopan, guru-guru kurang bisa jadi panutan, pokoknya sama sekali bukan sebuah lingkungan yang baik untuk remaja.

Dalam tangis harus kuakui
Inilah generasi di mana aku terlahir, dan inilah keadaan sesungguhnya dari pendidikan di negeri ini.
Aku menyadari bahwa dunia kecil yang baru kutinggalkan begitu kecil, dan indah.
Aku masuk dengan keyakinan bahwa masa depanku terang-benderang, tapi kemudian aku merasa kilauannya meredup.


Kecil Nyontek, Gede Korupsi.
Dunia memang sudah pantas kiamat.

Kadang aku terpikir untuk menjadi lebih zuhud, bahkan pernah berniat menjadi seorang hikikomori (orang yang mengurung diri dalam kamar, bisa berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun). Aku sadar, apapun hidup ini, susah atau mudah, bahagia atau menyedihkan, ujungnya pasti satu : MATI.

Sepertinya hidup hanya untuk ibadah lalu mati, terdengar begitu mudah. Sederhana.

Tapi aku juga sadar, kita hidup dan mengalami ini semua, semata-mata agar kita belajar. Meskipun kadang aku terpikir "mungkin lebih baik mati sekarang", saat itu juga terpikir bahwa "aku sama sekali belum sanggup menghadapi kematian."

Inilah hidup, kenyataan yang sebenarnya.
Setelah beberapa kali menyendiri dan menangis, aku harus membangkitkan kembali kejayaanku di masa lalu dan menggali kembali semangatku.

Inspiring Student. Dua kali berturut-turut lagi.

Arti sebenarnya dari penghargaan itu harus kuwujudkan sekarang. Aku dilepas dengan cinta, bahkan setelah dilepas pun aku masih merasakan kasih sayang dari orang-orang di sekitarku. Sungguh kehangatan yang takkan aku lupakan.

Pokoknya, semester dua nanti aku harus bangkit. Bahkan bukan sekedar bangkit, tapi aku harus terbang. Aku baru terjatuh dari puncak dunia, jadi sekarang aku harus mendaki lagi.
Walau masih agak sulit, aku sudah bisa berbaur dengan lingkungan baru itu. Aku hanya perlu menampilkan kepercayaan diriku yang sempat menghilang. Biar saja banyak orang yang salah paham padaku. Yang penting di dalamnya baik. Aku juga mulai membiasakan prasangka baik, karena ternyata itu cukup menenangkan.

BTW sebenarnya aku masih galau dan bimbang dalam memilih jurusan nih. Sebagai cucu pertama dalam keluarga ayahku, sepertinya sang eyang ingin aku kuliah di jurusan yang keren, misalnya kedokteran gitu. Pokoknya yang tipe-nya "kalo gak belajar khusus ya pasti nggak bisa kerja kayak gitu". Sedangkan aku pribadi sebenarnya ngincer Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, atau Sastra Jepang gitu, walaupun masih belum nentuin kalo yang itu bakal di universitas mana.

Yahh, Fighting deh, Fildzah-chan. Ganbatte~
Nilai mesti oke kalo mau dibolehin punya adik mentor ;)