Jumat, 13 Februari 2015

Mulai Besok, Semester Dua!

Assalamu'alaikum, hisashiburi~

Setelah mendapat IPK sangat memuaskan di semester pertama, akhirnya semester dua akan segera dimulai. Besok saya akan kembali ke Jatinangor, kembali ke medan perjuangan!

Kebalikan dari IPK, liburan kali ini kurang (atau memang nggak) produktif. Ibadah juga turun. Jelek banget deh. Ada yang perlu diubah. Atau lebih tepatnya ada yang HARUS berubah.

Hari ini aku harus kemas lagi barang-barang yang mau kubawa ke sana. Lebih banyak daripada waktu pertama aku pulang ke rumah. Kali ini aku bawa lebih banyak alat gambar, sepertinya hobi seniku mulai kembali lagi. Mata kuliah semester dua ini juga menjurus ke seni, misalnya Komunikasi Visual dan Fotografi Bisnis. Yah, mungkin aku hanya ingin menggambar lagi... ^^

Beberapa hari yang lalu aku beres-beres kamar di rumah. Dari situlah aku melihat gambar-gambar lamaku, coretan-coretanku, prestasi lamaku... kenangan bermunculan. Semangat lama, luka lama, semua ada.

Aku jadi ingat, dulu aku hanyalah gadis kecil pemalu dan pendiam. Sangat malu walau hanya sekedar bergerak saat senam TK. Waktu SD pun aku masih pendiam. Aku dikenal sebagai salah satu anak cerdas yang pandai menggambar.
Waktu kelas 6 SD, aku mulai lebih percaya diri. Mulai lebih banyak bicara, juga lebih banyak lagi prestasi. Aku mulai lebih aktif.
Masuk SMP, aku belajar tentang perpisahan, belajar menerima kehidupan baru. It was three years that filled with happiness, coming of age stories. Aku mulai bermimpi besar. Aku mulai merasa bisa jadi yang terbaik. Aku naif. Aku terlena dengan dunia kecilku.

Aku masuk ke dunia yang jauh lebih besar: SMA. Dunia asing yang kukira bisa kutaklukkan. Rasa percaya diri yang sudah meninggi jatuh seketika. Segala potensiku yang dulu terlihat malah tenggelam kembali. Aku kembali pendiam. Tak ada gunanya pula aku bicara, karena tak ada yang bisa dengan baik mendengarku.

Aku bangga bisa menjadi bagian dari sekolah itu. Aku bisa bertemu beragam orang yang menarik. Tapi ada juga orang yang sulit kuhadapi. Some people who acted nice but also despise me. Tiga tahun kujalani dengan hati tertutup.

Kalau ada yang bertanya apa kegagalan terbesarku, maka jawabannya adalah masa SMA. Aku lulus dengan nilai UN tertinggi di SMP, masuk SMA Negeri top di Jakarta sebagai 50 besar, lalu jatuh. Remedial dan nilai jeblok tak terhindar. Aku gagal menerima perubahan dengan tulus seperti waktu SMP dulu. Aku gagal masuk ke jurusan IPA yang diinginkan orang tuaku. Aku gagal masuk ranking kelas yang biasanya selalu kudapatkan. Aku gagal masuk ke universitas yang kudambakan sejak SMP. Aku pun gagal berhenti menjadi gadis cengeng dan rendah diri.

Karena itulah, waktu memulai perjuangan di Unpad dengan rasa syukur, aku lega. Aku merasa ada kesempatan baru. Aku bisa memulai segalanya dari awal. Aku bisa berubah.

Aku ingin melupakan diriku di masa lalu yang gagal, cengeng, yang hanya bisa sendiri dan menangis. Aku ingin berjuang lagi.

Semester lalu, untuk pertama kalinya, aku memulai suatu jenjang pendidikan dengan baik. Tidak seperti waktu SMP dan SMA yang kuawali dengan nilai jeblok.

Aku ingin terus ingat bahwa Allah sudah memberiku nyawa yang bisa Dia ambil kembali kapan saja. Aku mau berjuang lagi. Aku mau melihat senyum bangga orang tuaku lagi.

Semester dua! Bismillah!