Saya punya masalah, yaitu saya masih mahasiswa sejak tahun 2014 lalu. Mahasiswa S-1. Saya masih terhambat dalam menyelesaikan tugas akhir sehingga beginilah jadinya.
Kenapa memangnya? Apa yang terjadi?
Awalnya saya hanya mahasiswa baru yang bercita-cita jadi storyboard artist untuk iklan.
Kemudian saya mulai ikut banyak kegiatan mahasiswa yang memberi saya banyak kenalan baru dan cita-cita baru: menjadi seorang komikus.
Saat itu pula, materi kuliah yang awalnya bertema personal menjadi lebih bertema lembaga, organisasi, korporat. Tema yang menurut saya saat itu tidak penting untuk saya pelajari. Toh, saya tidak mau bekerja di korporasi besar.
Semangat menjadi komikus yang besar saat itu mendorong saya untuk mulai membuat komik. Memimpin teman-teman untuk membuat seminar bertema komik juga.
Kemudian saya diberi ujian penyakit, yang mengharuskan saya minum obat setiap hari selama satu tahun. Sebenarnya sakit itu tak seberapa, tapi efeknya terhadap mentalitas saya besar sekali.
Saya jadi semakin pesimis, makin rendah diri, makin benci diri sendiri. Kadang jadi mempertanyakan pula sebenarnya apa makna hidup ini.
Saya jadi begitu emosional. Akibatnya saya mulai melalaikan tugas kuliah. Keluarlah nilai C/D/E, diulanglah seminar penelitian, tertundalah laporan magang.
Saya mulai ikut konseling di kampus, saya mulai mencari diri saya lagi, saya belajar agama dari awal lagi.
Kurang-lebih, itulah isi masa kuliah saya yang mendekati 5 tahun setengah ini.
Sekali-kali terpikir oleh saya, apakah ini karena dulu, dalam hati saya mempertanyakan senior-senior yang lulus sampai 7 tahun? Mempertanyakan senior yang mengulang kelas? Mempertanyakan anak-anak yang menghilang dari kampus seolah lenyap ditelan bumi? Semua hal yang saya pertanyakan dari mereka saya alami.
TAPI YA SUDAHLAH, ITU MASA LALU.
Sekarang saya sudah sembuh dari penyakit. Saya tidak harus minum obat lagi. Konseling saya sudah selesai. Setelah belajar agama dari awal lagi pun saya merasa iman saya jauh lebih baik dari sebelumnya. It's OK! Allah menjamin rezeki hamba-hambanya.
Saya kuliah sampai tahun keenam begini, berarti saya juga belajar lebih banyak hal dibanding teman-teman yang lulus lebih awal. Ada adik-adik yang tidak akan saya kenal dekat andaikan saya lulus tepat waktu. Ada teman yang tidak akan jadi dekat. Ada seminar yang tak akan saya tahu. Sepertinya Allah mau saya belajar sesuatu dulu di sini.
Tentu saja skripsi saya kerjakan. Meskipun saya akui saya tidak mengerjakannya secara intens, seberdedikasi teman-teman yang lain. Saya mengerjakannya. Saya kerjakan sendiri tanpa banyak bantuan dari dosen pembimbing karena mereka tahu ini topik penelitian yang saya kuasai. Tiap bimbingan jarang sekali saya revisi. Mungkin ini juga yang bikin saya jadi malas bimbingan dan menunda-nunda.
Mungkin di sisi lain saya juga nyaman dengan kehidupan sebagai mahasiswa di kampus sana. Mungkin saya tidak mau pergi.
Tapi orang lain pergi, bahkan yang muda sekalipun. Saya harus pergi dari kampus ini. Saya harus keluar dari Jatinangor, tempat kawan-kawan saya berada. Saya harus berpisah lebih awal dari tempat ini.
Akhirnya, semester ini saya pindah kembali ke rumah.