Alhamdulillah 'alaa kulli hal...
Berakhir juga masa kuliahku yang panjang ini. Tujuh tahun, men. Sekolah dasar aja kalah panjang.
Adik bungsuku yang dulu masih TK, sekarang sudah di penghujung SD. Dosenku yang dulu muda, sekarang sudah bapak-bapak banget penampilannya, sudah terganti oleh dosen-dosen muda yang baru. Teman-teman seangkatan ada yang sudah S2, ada yang sudah menikah bahkan punya anak, ada yang asyik bekerja... beragam banget pokoknya.
Lalu ada aku yang masih ada di sini.
Waktu aku bimbingan, audiensi, sidang, yudisium... para dosen pun bertanya-tanya, "Fildzah? Baru tuntas sekarang? Kok bisa? Padahal dulu di kelas 'kan rajin??"
Teman-teman juga mungkin heran, tapi nggak mengungkapkan aja. Ya gimana, aku juga tidak menyangka. Hehehe. Wong semua kelihatan lancar-lancar aja, terlihat bisa lulus di semester 9. Ternyata berlanjut terus ke semester 10, 11, 12, 13, 14...
"Ini... kapan berakhirnya?"
Berasa gelap. Jalan di depan nggak kelihatan sama sekali. Aku jadi banyak diliputi rasa takut: takut melangkah, takut terdiam, takut ditinggalkan.
Aku takut 'berusaha keras'.
Iya, itu yang terjadi. Melihat skripsiku sendiri, aku tahu ia akan menuntutku melakukan banyak hal. Ia akan membuatku 'menyiksa' diriku sendiri. Alhasil aku jadi menghindarinya. Begitu juga dengan utang job training yang ternyata merupakan penghambat utamaku, lebih dari skripsi. Aku matikan naluri untuk memenuhi tuntutan kuliahku. Aku matikan dia, supaya aku tidak hancur memikirkan dia dan tuntutan yang lain.
Sejak kapan ya tuntutan itu jadi terasa berat? Kuliah, organisasi, hobi, ibadah... Dulu semua mudah dijalani, mengalir saja bagai mengikuti arus. Tiba-tiba arus itu berhenti dan aku dituntut berenang sendiri, kebingungan harus pergi ke mana.
Ternyata, tuntutan itu mulai berat karena aku menopangnya sendirian.
Aku lupa, kalau aku boleh minta bantuan orang lain.
Aku lupa, kalau Allah juga bersedia membantuku ketika aku jujur meminta.
Pada akhirnya, terlambatnya kelulusanku ini adalah skenario Allah untuk meruntuhkan egoku. Aku diingatkan bahwa aku bukan siapa-siapa tanpa hal-hal yang Dia ciptakan untuk membantuku.
"I need help, but I don't know what help I need."
Setelah aku mengatakan itu ke orang tua, semestaku baru mulai bergerak. Mulai ada arus yang bisa aku ikuti lagi.
Aku belajar jadi orang yang menerima bantuan, menjadi si 'tangan di bawah'. Aku belajar bercerita ke orang lain kalau aku punya masalah. I cracked my shells open. I crushed one layer of my thick wall. Aku membiarkan diriku terlihat 'jelek' di mata orang lain. It was sooo hard to do that, tapi itulah yang perlu terjadi.
Naluriku untuk memenuhi tuntutan kuliah mulai bangkit kembali. Gut feeling, ghiroh, dia bangkit lagi. "Aku harus melakukan ini!!" rasanya senaaang sekali waktu aku mulai merasakan itu lagi, merasakan menerima tekanan untuk mencapai sesuatu. Melawan rasa takut, menahan lapar, sakit, dan kantuk demi mencapai sesuatu.
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَىْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوٰلِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِ ۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِينَ
"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,"
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 155)
Ternyata bisa berjuang itu nikmat Allah yang sangat besar. Semangat juang itu ternyata punya Allah, bukan punya manusia. Allah punya kuasa penuh untuk memberi atau mengambil semangat juang itu.
Aren't these 7 years a very beautiful lesson?
Mungkin ini aneh, tapi aku senaaaang sekali dikasih Allah kesempatan kuliah 7 tahun.
Aku bisa kenal banyak orang, bisa dapat berbagai pengalaman, bisa mengeksplorasi sisi diriku yang aku nggak tahu sebelumnya, bisa merasakan berbagai hal...
Karena 7 tahun juga, aku bisa dengan mantap melangkah maju tanpa menoleh lagi ke belakang. Teman-temanku sudah melangkah pergi, tempat penuh kenangan juga perlahan akan berubah. Biarlah mereka, tempat itu, momen itu, hidup hanya di pikiranku. I will cherish them well.
Kema Unpad, Fakultas Ilmu Komunikasi, Prodi Manajemen Komunikasi, Syaamil Unpad, Biro Kerohanian Islam, Aikido Unpad, Kelompok Grafis Fikom, Kiryokukai Bandung, Ngasta Kaaria, Akeno MS, Pakoban, AKSI, Stage Quality, Sobatmu.com...
Keluargaku yang sudah bersabar menunggu...
Terima kasih banyak.
I lived my college life to the fullest, right?