Aku kepikiran tentang ini setelah menyadari kebiasaanku berdoa. Kalau lagi makan, misalnya, seringnya tuh lupa baca doa makan. Beda sama orang non-muslim religius yang doa sebelum makannya lamaaa banget. Jadi teguran buat diri sendiri untuk doa juga.
Ups, bukan itu yang mau kubahas. Aku mau bahas tentang kebiasaan berdoa waktu aku lagi sama adik bungsuku. Kalau pergi sama dia, aku selalu ngingetin dia untuk baca doa keluar rumah dan naik kendaraan. Kalau makan sama dia, aku selalu ngingetin untuk baca doa makan dulu. Kalau aku nemenin dia bobo, aku inget untuk ngingetin dia baca doa mau bobo.
Tapi, kalau aku sendirian, aku nggak inget untuk baca semua doa-doa itu.
Kenapa ya?
Tiba-tiba inget untuk baca doa, untuk segera sholat, untuk segera beramal... itu hidayah 'kan?
Jadi aku terpikir, "Oh jangan-jangan sebenarnya itu hidayah dari Allah untuk adikku, aku cuma ditumpangin aja jadi media perantaranya."
... ... '-')
Waa...
Seneng sih, secara nggak langsung 'kan dapet amal jariyah, ya. Tapi sedih juga gitu lho karena hidayahnya buat orang lain, bukan buat diri sendiri...
Terus aku terpikir, betapa banyak hidayah yang numpang lewat di aku. Dari Allah, lewat aku, lalu sampai ke adikku, ke adik-adik mentee-ku, ke teman-temanku... (ke pembaca blog-ku juga mungkin kalau ada? ehe)
Alhamdulillah...
tapi, ya... aku juga pengen hidayah buat diriku sendiri hehe.
Semoga aku bisa peka sama hidayah-hidayahnya Allah (>u<)
Ya Allah, aku nggak pintar, tolong kasih aku hidayah yang mudah dipahami yaa. Aamiin...