Rabu, 21 Desember 2011

Naff - Tetap Berjalan :')


Aku pertama tahu lagu ini dari Bu Erma, salah satu guru di SMP-ku tercinta. Pertama denger, iya sih, enak. Liriknya juga bagus. Tiap kali aku denger lagu ini, aku jadi inget Bu Erma dan guru-guru di BM. Secara nggak langsung jadi inget pesan-pesan mereka juga, jadi aku bisa lebih semangat lagi menjalani hidup.

Terima kasih banyak banget buat Bu 'E yang udah ngenalin lagu ini ke saya dan teman-teman. Maaf nggak jadi dinyanyiin pas wisuda. :)


Tetap Berjalan
NaFF


Hidup terlalu bengis saat kau coba terus ratapi
Hidup adalah perjuangan meski tak mudah kau taklukan

Mana senyuman manismu dulu tunjukan itu padaku
Usaplah air matamu lalu bilang bahwa kau mampu

Berjalanlah walau tertatih kawan
Hadapi dunia dengan senyuman
Di sini ku ada untukmu
Genggam tangan kita bersenang-senang

Minggu, 18 Desember 2011

First Semester Almost End...

Ih wow.

Semester ini aku kacau banget. Raporku semester ini, yang akan dibagikan minggu depan, pasti bakal jadi yang paling jelek sepanjang hidupku. Kacau kacau kacau...

Salahku sendiri sih, aku sadar kok. Aku pemalas banget, dan mungkin juga manja. Mental ciut juga. Aku dituntut keluarga untuk masuk ke jurusan IPA, dan sekolahku mensyaratkan nilai IPA dan Matematika minimal 8.5. Tapi selama belajar di semester pertama ini, nilai IPA-ku jelek terus. Pernah sih bagus, tapi itu juga karena materinya gampang, atau udah pernah dipelajari di SMP. Sebaliknya, nilai IPS-ku malah agak mendingan dikit. Kurasa sebenarnya yang paling aku kuasai itu bidang bahasa, agama sama TIK. Mau Bahasa Prancis, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan di English Public Speaking, Alhamdulillah nilaiku nggak jelek. Di agama juga lancar, walaupun gampang-gampang-susah. Nggak sia-sia emang sekolah agama 12 tahun. Kalo di TIK, aku agak kewalahan sih, tapi Alhamdulillah masih bisa.

Aku paling nggak bisa dikasih tugas rumah. Pasti ujung-ujungnya telat atau malah nggak ngumpulin. Apalagi keadaan meja belajarku gawat, mesti bener-bener dibersihin dulu. Tapi Alhamdulillah, kalo tugas kelompok aku pasti ngumpulin.

Aku juga ternyata mesti mengakui, aku tertekan banget sama lingkungan sekolah baru. Untuk pertama kalinya aku punya guru yang sudah cukup berumur. Tentu semangat dan perhatian mereka berbeda dari guru muda, walaupun beberapa juga masih berjiwa muda sih. Nggak tahu kenapa, aku cenderung suka sama guru yang kisaran usianya 20-45-an. Yang umur anak pertamanya masih SMP atau SD. Bener deh, nggak tahu kenapa.

Soal kakak kelas dan temen-temen seangkatan juga gitu. Sekolahku sebelumnya kecil, jadi kekeluargaannya kental dan ikatannya kuat. Guru-guru selalu memberikan contoh yang baik, patut jadi panutan kami. Tujuh Prinsip (jujur, tanggung jawab, visioner, disiplin, kerjasama, adil, peduli) juga senantiasa dicamkan dalam hati kami. Kalo di sekolah baru, beberapa kakak kelasnya kadang sok senior, murid-muridnya cuek dan kurang peduli, jarak hati antar murid dan guru terlalu jauh, kalo belajar pada biasa nyontek, kata-katanya kasar, kurang sopan, guru-guru kurang bisa jadi panutan, pokoknya sama sekali bukan sebuah lingkungan yang baik untuk remaja.

Dalam tangis harus kuakui
Inilah generasi di mana aku terlahir, dan inilah keadaan sesungguhnya dari pendidikan di negeri ini.
Aku menyadari bahwa dunia kecil yang baru kutinggalkan begitu kecil, dan indah.
Aku masuk dengan keyakinan bahwa masa depanku terang-benderang, tapi kemudian aku merasa kilauannya meredup.


Kecil Nyontek, Gede Korupsi.
Dunia memang sudah pantas kiamat.

Kadang aku terpikir untuk menjadi lebih zuhud, bahkan pernah berniat menjadi seorang hikikomori (orang yang mengurung diri dalam kamar, bisa berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun). Aku sadar, apapun hidup ini, susah atau mudah, bahagia atau menyedihkan, ujungnya pasti satu : MATI.

Sepertinya hidup hanya untuk ibadah lalu mati, terdengar begitu mudah. Sederhana.

Tapi aku juga sadar, kita hidup dan mengalami ini semua, semata-mata agar kita belajar. Meskipun kadang aku terpikir "mungkin lebih baik mati sekarang", saat itu juga terpikir bahwa "aku sama sekali belum sanggup menghadapi kematian."

Inilah hidup, kenyataan yang sebenarnya.
Setelah beberapa kali menyendiri dan menangis, aku harus membangkitkan kembali kejayaanku di masa lalu dan menggali kembali semangatku.

Inspiring Student. Dua kali berturut-turut lagi.

Arti sebenarnya dari penghargaan itu harus kuwujudkan sekarang. Aku dilepas dengan cinta, bahkan setelah dilepas pun aku masih merasakan kasih sayang dari orang-orang di sekitarku. Sungguh kehangatan yang takkan aku lupakan.

Pokoknya, semester dua nanti aku harus bangkit. Bahkan bukan sekedar bangkit, tapi aku harus terbang. Aku baru terjatuh dari puncak dunia, jadi sekarang aku harus mendaki lagi.
Walau masih agak sulit, aku sudah bisa berbaur dengan lingkungan baru itu. Aku hanya perlu menampilkan kepercayaan diriku yang sempat menghilang. Biar saja banyak orang yang salah paham padaku. Yang penting di dalamnya baik. Aku juga mulai membiasakan prasangka baik, karena ternyata itu cukup menenangkan.

BTW sebenarnya aku masih galau dan bimbang dalam memilih jurusan nih. Sebagai cucu pertama dalam keluarga ayahku, sepertinya sang eyang ingin aku kuliah di jurusan yang keren, misalnya kedokteran gitu. Pokoknya yang tipe-nya "kalo gak belajar khusus ya pasti nggak bisa kerja kayak gitu". Sedangkan aku pribadi sebenarnya ngincer Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, atau Sastra Jepang gitu, walaupun masih belum nentuin kalo yang itu bakal di universitas mana.

Yahh, Fighting deh, Fildzah-chan. Ganbatte~
Nilai mesti oke kalo mau dibolehin punya adik mentor ;)

Minggu, 11 September 2011

Yo SMAN 47 Jakarta... :)

Setelah lulus dengan NEM cukup tinggi, aku dan orang tuaku mulai disibukkan dengan Penerimaan Siswa Baru (PSB) SMA Negeri. Karena kurang berminat dengan kelas bilingual, aku memutuskan untuk masuk sekolah reguler aja.

Awalnya sih, aku minat banget sama MAN Insan Cendekia Serpong. Tapi aku gugur di tes tertulisnya. Setelah itu aku mulai ngumpulin minat di SMAN 90. Selain deket rumah, kudengar prestasinya cukup bagus. Kukira pilihanku sudah fix di situ. Ternyata, saat 3 pilihan sekolah sudah harus ditentukan, pilihanku malah ditambah dengan SMAN 47 dan SMAN 6.

Aku diskusi bertiga dengan orang tuaku tentang urutan prioritas sekolah. Kami melepas pertimbangan jarak dari rumah ke sekolah-sekolah itu. Akhirnya kami putuskan untuk mengurutkan berdasarkan ranking sekolah tersebut seprovinsi tahun lalu.

Sebagai peringkat 8, SMAN 47 jadi pilihan pertamaku. Dilanjutkan dengan SMAN 6 yang menempati peringkat 10. Terakhir (yang awalnya pilihan pertama), si peringkat 18, SMAN 90.

Karena aku calon peserta didik asal luar DKI, proses pendaftaranku jadi agak lebih panjang dari yang lain. Mesti 2 kali daftar dan 2 kali verifikasi. Bahkan karena pendaftaran ini, aku dan ayahku harus mengorbankan 1 hari liburan ke Pulau Dewata. Ibu dan adik-adikku di sana 4 hari, sedangkan aku dan ayahku 3 hari. Selama di sana pun kami terus memantau perubahan ranking-ku. Sampai kami pulang ke rumah pun kami pantau juga. Hingga akhirnya, berkat NEM 37.90 itu, aku nyantol di SMAN 47 peringkat 43 dari 316 siswa diterima.

Jadi, di sanalah aku sekarang.Walaupun dengan perasaan meledak-ledak di hati, aku akhirnya melewati MOS yang tidak masuk akal. Berdasarkan hasil tes matrikulasi, aku ditempatkan di kelas X-4 bersama 39 anak lain. Aku jadi sekretaris kelas di sana. Setelah diadakan acara GOE (Gebyar OSIS dan Ekskul), aku juga memutuskan untuk bergabung dengan ekskul Rohis dan Alistra (Aliansi Ilustrator), juga organisasi MPK. Yahh... begitulah aku sekarang. Aku sedang berusaha mencintai sekaligus menaklukkan 47. Do'akan aku biar sukses ya temaann...

Selasa, 05 Juli 2011

Inspiring Student, Lagi... ;)

Ya begitulah. Tanggal 19 Juni lalu aku wisuda. Dan aku dapat penghargaan baru. Aku terpilih lagi jadi Inspiring Student, setelah tahun lalu kuperoleh gelar itu.

Awalnya aku sama sekali nggak tahu siapa Inspiring Student tahun ini. Tahun lalu, aku mendapatkannya, dan aku memperoleh beasiswa selama 1 semester untuk semester 5. Aku bertanya-tanya, siapa yang mendapatkannya tahun ini. Apa Hafizhoh? Atau Nisa? Atau anak yang lain? Entahlah.

Waktu pengumuman kelulusan, Bu Rina bilang Insya Allah aku akan dapat piala saat wisuda karena NEM-ku paling tinggi. Aku seneng aja, karena di rumah aku nggak punya piala yang utuh. Jadi Inspiring Student tahun lalu aku pun nggak dapat piala. Cuma piagam berbingkai dan beasiswa. tapi waktu itu kan yang penting beasiswanya... jadi nggak apa-apa. Sampai hari wisuda, aku kira penghargaan Murid Berprestasi Kelas 9B milikku. Soalnya cuma penghargaan jenis itu yang diberi piala. Ternyata yang punya penghargaan itu Ermi, salah satu sobat dekatku. Dia maju ke panggung dengan gembira. Aku senang dengan itu. Ermi memang anak baik dan cerdas yang pantas dapat penghargaan itu.

Tapi aku lemas.

Mungkin aku kecewa hari ini. Penghargaan itu ternyata bukan milikku. Penghargaan yang tersisa hanya Inspring Student. Dan Inspiring Student tahun ini, aku yakin bukan aku. Tidak ada yang bisa jadi Inspiring Student berturut-turut 'kan?

Ternyata benar.

MC menyebutkan penghargaan "Inspiring Student", lalu diikuti namaku.
Ya ampun.
Rupanya guru-guru sengaja mengejutkanku. Mereka tidak memberi tahu aku maupun orang tuaku soal ini. Namaku juga disebut keras-keras waktu itu. Perasaan campur-aduk. Bingung, senang, nggak percaya, semua nyampur. Aku naik ke panggung. Lalu dikalungkan medali (plastik kayaknya ehehee) yang ada namaku di sana oleh ketua Yayasan Baitul Maal. Aku juga diberi map berisi sertifikat dan amplop putih berisi uang senilai 1,5 juta.

Wow wow. Alhamdulillah deh. Nggak nyangka sebenarnya. Mungkin yang lain benar. Adik kelasku bilang, sepertinya belum ada yang bisa merebut gelar Inspiring Student dariku. Aku masih belum ada yang bisa mengalahkan. Sebenarnya sedih juga mendengar itu. Harus ada adik kelas yang lebih hebat dari aku dan angkatanku. kalau tidak, BM nggak akan tambah bagus. Ayo dong adeekk kalahkan kamiii...

Yatto, Hasil UN yang Ditunggu-Tunggu...

Berawal dari SMS malam itu. Pemberitahuan bahwa pengumuman hasil UN SMP dipercepat dari tanggal 4 Juni 2011 menjadi tanggal 3 Juni 2011. Ooh, bagus deh. Aku udah penasaran banget sama nilainya. Walaupun sebenarnya aku kurang pede karena waktu UN ada soal-soal yang "nggak-pernah-dipelajari-sebelumnya-tahu-tahu-ada".

Jadi gimana perasaanmu, Fil?

Biasa aja.

(90% serius, 10% jaim)
Beneran deh! Aku bener-bener biasa aja. Yaah.. aku memang selalu kayak gini. Baru deg-degan kalo udah detik-detik terakhir.

Pengumuman ngaret, yang awalnya jam 1 siang, jam 1.30 baru mulai. Acara diadakan di Masjid Ulul Albab sekolah kami dan dipandu oleh Pak Malik. Selain kelas 9, ada juga adik-adik kelas 7, kelas 8, serta Alumni. Dengan bergantian, para guru menyampaikan kesan-pesan. Sejujurnya, capek juga. Cukup pegal maksudnya. Duduk terus tanpa gerak selama 1 jam lebih. Tapi untuk para guru yang berjasa itu, harusnya duduk pegal seperti ini cuma pengorbanan kecil. Yang penting mendengarkan mereka bukan?

Ada kesan guru yang menyentuh. Kesan-pesan dari Pak Hasyim membuat semua mata di sana berkaca-kaca. Touching sangat. Ada juga yang bikin marah, yakni waktu Bu Ridha menyampaikan kesan-pesannya. Waktu beliau bicara, ada suara HP berdering. Sepertinya punya murid. Begitu sadar beliau terdiam dan kelihatan kesal. Wajar sih. Sebab, bagi kami murid Baitul Maal, membawa HP ke sekolah selain saat kegiatan non formal adalah hal tabu. Jangankan guru. Pikiranku meledak-ledak kesal sama yang bawa HP itu. Kayaknya cowok sih. Yah, sebenarnya hari Rabu yang lalu, temen-temen sekelasku alias cewek-cewek angkatanku sudah kuminta tidak membawa gadget hari ini. Ternyata masih banyak yang bawa.
Untung bukan kalian yang mengalami kejadian seperti ikhwan itu. Apa kubilang?

Hhh.. Yah, sudahlah. Emang gitu ngatur remaja jaman sekarang. Kita Back to topic aja...

Akhirnya para guru selesai menyampaikan kesan-pesan. Ternyata... murid juga diminta kesan-pesannya. Dari ikhwan Zaid. Dari akhwat? Ternyata saya. Ya sudah. Aku cuma bilang, minta maaf atas kesalahan kami dan berterima kasih pada guru-guru. Aku menduga-duga waktu Zaid sedang memberikan kesan, jangan-jangan akhwat yang diminta itu aku. Iya atau bukan, aku siapin apa yang akan kukatakan. Ternyata bener. Alhamdulillah aku bisa mengutarakan kesan itu dengan cukup lancar. Kesan-pesan benar-benar selesai. Dan akhirnya tibalah... Detik-detik mendebarkan itu...

Karena jumlah murid tahun ini tiga kali lipat angkatan lalu, cara pengumumannya agak berbeda. Dulu, karena cuma 12 orang, seluruh kelas 9 duduk di paling depan, berhadapan langsung dengan barisan guru. NEM mereka disebutin satu-satu. Kami adik-adik kelas yang di belakang mereka menyaksikan mereka satu-persatu sujud syukur. Benar. Persentase kelulusan tahun lalu, 100%.

Saat menjelang pengumuman itu, aku terus menduga bahwa angkatanku nggak 100% lulus. Aku terus dihantui keraguan kalau angkatan kami tak bisa memecahkan rekor NEM tertinggi selama hampir 4 tahun Baitul Maal berdiri. NEM tertinggi selama ini dipegang oleh Kak Marwah, siswi angkatan pertama, dengan NEM sekitar 36,10. Sekarang ini beliau baru lulus dari SMA Negeri 90 dan akan melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Sejak beliau lulus dari BM waktu itu, belum ada yang berhasil mengalahkan beliau. Ironisnya, NEM tertinggi SMPIP Baitul Maal justru terus menurun dari tahun ke tahun.

Dulu, aku sempat sedih melihat situasi ini. Ingin sekali aku mendapat nilai tertinggi yang lebih besar supaya sekolahku makin melayang. Biar orang-orang pada tahu ada "Sekolah Jujur" dengan lulusan-lulusan yang NEM-nya gede, yang namanya Baitul Maal.

"Aku nggak mau begini. Aku ingin sekolah tempat aku pernah belajar di sana punya riwayat NEM 'ASLI JUJUR' tertinggi yang bagus. Aku nggak mau sekolahku NEM tertingginya cuma 36. Harusnya angkatanku ada yang sampai 38. Nilai 36 dari 40 nggak cukup untuk membalas apa yang selama ini dilakukan orang-orang di BM untukku. Bener-bener nggak cukup... Lagipula, Kak Marwah bisa mendapat NEM 36 waktu fasilitas BM masih seadanya. Bahkan mungkin beliau baru 1 tahun menikmati belajar di gedung sekolah sendiri. Dua tahun masa belajar, angkatannya menumpang di gedung SDIP BM. Sedangkan angkatanku? Kantin ada. Malah ada Pujasera. Komputer banyak. Lapangannya aspal. Loker bagus. Guru-gurunya lebih banyak dan hebat. Masjid nggak bocor lagi. Seragam pramuka ada. Alat peraga IPA makin banyak. Malah sekarang, Baitul Maal juga punya kolam renang sendiri. BM di masa Kak Marwah sama sekali nggak sebagus ini, tapi beliau bisa dapat NEM segitu. Kenapa angkatanku yang mendapat banyak fasilitas malah tidak bisa lebih tinggi? Kalau ternyata benar-benar tidak bisa, memalukan."

Aah, terkenang lagi pikiran itu. Itu pikiran yang sempat begitu bergejolak dalam diriku.

Sekarang pikiran terfokus lagi. Penasaran hasil UN. Kali ini, setiap anak dipanggil ke depan satu-satu. Masing-masing diberi amplop coklat ukuran biasa dan disuruh menanda tangani tanda terima. Aku mengambil amplop di depan, memberi tanda tangan, lalu kembali ke tempatku duduk tadi. Nasibku sekarang tergantung dari isi amplop coklat ini. Aku butuh NEM tinggi untuk masuk Sekolah Negeri Jakarta, bukan cuma sekedar lulus. Belakangan ini, aku dihantui cuma mendapat NEM sekitar 35-an. Padahal aku butuh 36 untuk masuk Jakarta. Aku juga dihantui kalau angkatanku nggak 100% lulus. Firasatku mengatakan ada yang tidak lulus. Entah siapa.

Guru-guru menyediakan tisu di depan kami.
"Ini tisu, ambil aja kalo mau. Siapa tahu ada yang nangis nanti," kata Bu Rina, kepala sekolah kami tersayang.
Setelah dibilang begitu, hampir semua anak nggak ngambil. Paling cuma 1 orang, dan dia pun sebenarnya tak mengerti kenapa disediakan tisu. Semua anak takut gara-gara tisu itu. Apalagi muka guru-guru kayaknya mendung. Nggak ada yang cerah. Beneran atau nggak, nggak tahu deh. Semua harap-harap cemas.

Sebelum membuka amplop, Bu Rina memberi tahu nilai tertinggi untuk masing-masing pelajaran.
"Bahasa Indonesia, nilai tertingginya 9.40..."
Alhamdulillah...
"... Matematika, 9.75..."
Yah, nyaris. Tapi Alhamdulillah deh...
"... Bahasa inggris, 10.00..."
Alhadulillah wa syukurillah... histeris aku di sini. Nilai siapa kira-kira?
"... IPA, 9.50..."
Allahu Akbar...
"... Lalu NEM tertinggi angkatan ini, 37.90."
Alhamdulillahi Allahu Akbar... rame banget pas ini disebutin. Siapa yang dapat NEM itu? Apa Icha? Atau Ermi? Emiel? Ario? Siapa?


Bu Rina mulai menghitung mundur, memberi aba-aba untuk membuka amplop. Semua dihiasi rasa penasaran dan was-was. Bu Rina meminta kami beristighfar jika tidak lulus dan mengucap hamdallah serta bersujud syukur jika lulus.

"3... 2... 1... buka amplopnya."

Satu per satu kudengar teman-temanku meneriakkan takbir. Aku tidak melihat sekeliling. Tidak bisa. Butuh waktu bagiku membuka amplop itu dan aku harus fokus. Karena aku duduk paling depan juga, aku tak tahu bagaimana reaksi teman-teman di belakangku.

Akhirnya berhasil kubuka amplop itu.
Aku membuka kertas yang terlipat itu.
Ah, ada tulisan LULUS.
Tapi itu nggak cukup. Aku perlu tahu NEM UN-ku. Berapa? Jangan-jangan beneran 35?

Aku lihat NEM-ku. Itu waktu yang singkat, tapi dalam ingatanku terasa lama sekali.
Setelahnya, aku langsung sujud syukur. Dan rasanya aku tak mau bangun lagi. Aku mau terus sujud. Entah bagaimana harus mensyukuri apa yang kudapat hari ini.

NEM-ku, 35.15.
Yah, kukira begitu.
Banyak soal yang tidak bisa kujawab.
Walau tidak deg-degan, aku merasa akan ada kehancuran.
Ternyata TIDAK.

NEM-ku, 37.90.
Bener-bener segitu.
Dan sepertinya aku menempati peringkat pertama semester ini.
Sesuatu yang gagal kudapat di 5 semester lalu.
Harus bagaimana bersyukur?

Aku masih sujud. Rupanya aku terlalu bahagia. Aku mengeluarkan suara-suara tak jelas, karena tidak bisa mengendalikan suaraku. Air mataku mengalir terus. Tentu saja bukan air mata sedih. Aku terlalu senang.

Akhirnya aku bisa bangun dari sujudku. Guru-guru akhwat menjejalkan tisu ke mukaku. Ah, aku separah itu ya, ternyata. Karena lama sujudku dan suara tangisanku yang padahal tak keras, teman-temanku tahu, NEM 37.90 itu milikku. Satu persatu mulai memberi selamat padaku.

Tapi ternyata, ada 4 orang ikhwan yang belum tersenyum. Mereka maju ke depan dan duduk di sana. Aku sendiri bingung dan khawatir. Kenapa mereka di depan begitu? Mereka nggak lulus?

Ternyata mereka belum tahu hasil UN mereka. Tidak ada di amplop yang tadi itu. Hasil UN mereka ditahan karena mereka belum menyelesaikan tugas akhir sekolah. Namun, guru-guru berbaik hati. Setelah berjanji akan segera menyelesaikan tugas, guru memberikan amplop coklat yang baru. Alhamdulillah, ternyata mereka semua lulus.

Angkatanku lulus 100%.

Nggak percaya deh. Ternyata kami bisa. Hingga sekarang ini, angkatanku memegang rekor NEM tertinggi sepanjang sejarah BM, sekaligus NEM terendah juga sih. Ehehee :D

Setelah pengumuman itu, kami Sholat Ashar berjama'ah, menulis kesan-pesan di spanduk bekas dan pulang ke rumah. Aku pulang dengan wajah cerah dan perasaan yang ringan. Lega banget. Aku tahu, di rumah nanti reaksi ortuku pasti biasa aja. Selalu begitu. Walau begitu, aku tahu mereka sebenarnya bangga dan senang.

Oh ya, ini rincian nilai UN-ku...
B. Indonesia 9.40 (tertinggi)
Matematika  9.50
IPA              9.00
B. Inggris     10.00 (tertinggi)

Khusus B. Inggris, guru bidang studinya, Pak Yayat, janjiin aku traktiran. Yeaa... makasih, Pak... ^^
Aku senang dengan pencapaian ini. Setidaknya ada kemudahan untuk masuk negeri Jakarta. Mau tahu apa yang kulakukan untuk NEM ini?

Aku ngurangin main. Semester ini, aku nyaris nggak pernah menggambar lagi. Menurutku habis UN, bisa puas main, dan itu bener kok (kecuali kalo ternyata kamu jadi panitia perpisahan, kayak akuu). Aku jadi Sholat Dhuha hampir tiap hari. Kalo hari sekolah, aku usahain 4 raka'at. Tapi Sabtu-Minggu, biasanya cuma 2. Aku juga banyakin rawatib. Soalnya aku nggak jago bangun pagi buat Tahajud. Terus, yang paling penting, jaga hati orang-orang sekitar. Belajar juga, jangan berubah sikap aja. Kalo nggak ngerti tanya siapa aja yang menurut kamu bisa ditanya. Pas UN, liat-liat soal UN tahun lalu. Serius, jangan main-main melulu. Hormaati guruumu sayaangi temaaann...

Berdo'a juga ya. Info aja, ini do'a-do'aku tambahanku selama persiapan UN :
Ya Allah, tumbuhkanlah kedewasaan pada diri kami.
Luluskanlah teman-temanku dengan nilai tinggi dan berikanlah sekolah yang terbaik untuk mereka.
Ya Allah, bimbinglah aku menuju sekolah terbaik pilihanmu.
Berikanlah yang terbaik untuk teman-temanku yang baik, dan berikan pula yang terbaik untuk teman-temanku yang buruk.


Begitulah. Itulah pengumuman kelulusanku. Terima kasih telah membaca yaa... :)

Rabu, 25 Mei 2011

JYJ versi Baitul Maal

Iseng aja sih sebenarnya. Kemarin malam Hafizhoh bilang padaku :

"Hanya ada 5 K-Pop-ers di Angkatan 5! Jays, Jihad, Dea, Nisa.. dan yang baru aja jadi (baca : terinfeksi)... aku!"

Dia ketawa. Seneng banget. Hafi-chan yang seperti ini menakutkan.

Eh, ngomong-ngomong... Jays dan Jihad? Ternyata mereka K-Pop-ers yaa... Masa sih cuma mereka? Perasaan ada lagi deh... yang huruf depan namanya 'Y' kalo nggak salah...

Akhirnya kubuka Twitter-ku untuk memastikan dugaan. Dan akhirnya ketemu.

Yazid.
Di description-nya, dia nyebutin personilnya SHINee satu-satu. Onew, Tae Min, Jong Hyun, Key, Min Ho. Lengkap lima-limanya.

Dari situ, aku berhasil mengambil kesimpulan dari pengamatan sekilas itu.

Ada 3 K-Pop-ers di kelas 8A.
Jays
Yazid
Jihad

JYJ

Wew. Hahahaaa...

Becandaa becandaaaa jangan diambil hatiii XD

Sabtu, 21 Mei 2011

Heeehhhh~

Teringat akan suatu kejadian di rumah. Lupa juga hari apa. Sore-sore. Waktu itu di rumah cuma ada aku, adikku (musyaffa', Hafizhoh, dan Alia), juga ummiku. Waktu itu kita di ruang tengah, nonton pertandingan bola.

Ibuku suka banget nonton bola. Barangkali karena banyak saudaranya yang laki-laki. Yang waktu itu aku lupa apa lawan apa, pokoknya klub lokal lawan klub luar negeri. Kalo nggak salah sih lawannya Hong Kong deh.

Pas ada gol lagi, dimulailah percakapan aneh itu.

Ummi : "Yeeeaa! Gol lagiii!!!"
Hafi : "Uweeeeea!!!"
Ummi : "Heeii! Berisik!"
Hafi : "Heeehhh~! Masa ummi boleh teriak aku nggaaak~"


Aneh ah. Ada lagi hari ini. Alia megang-megang kuping Hafizhoh.

Hafi : "Hahahahahahahaaahhhaaa! Geli dek! Gelii!"
Ummi : "Kamu nih dari dulu geli melulu"
(Alia ganti dari megang-megang jadi pukul-pukul)
Hafi : "Aw aw! Aduh!"
Ummi : "Kata adek 'ya udah, kalo geli aku pukul-pukul aja!'"
Hafi : "Padahal di kelas aku termasuk yang nggak gampang geli lho!"
Ummi : "Jadi temen-temen kamu lebih gelian daripada ini??"
Hafi : "Iya! Malah ada yang cuma dipegang aja langsung kegelian!"
Ummi : "Hooo"

Mereka ngomong gitu, padahal aku lagi sholat di samping mereka.

Yah, memang keluargaku seperti ini. Hahahaha... XD

Jumat, 20 Mei 2011

SHINee - Stand By Me (Japanese version) Romaji Lyrics

Tadi sore diliatin video-nya sama temenku, Ermi. SHINee nyanyiin lagu Stand By Me versi Jepang, waktu konser di Jepang. Terus aku coba cari liriknya. Agak kecewa sih, karena nggak berhasil nemu yang rapi. Jadi aku coba post di blog aja deh, sekalian coba ngerapiin. Hhee... :D

Waktu pertama denger ada yang begini, seneng banget. Selama ini, aku suka lagu Korea hanya karena enak didengar. Risih juga karena aku nggak tahu artinya.

"Oohh!!! Ada yang Bahasa Jepang! Bagus deh! Aku bisa ngerti walau sedikit!" begitu pikirku.

Hahaha.. nggak bisa Bahasa Korea sih. Jadi nih, silakan...! XD


Stand By Me
SHINee

Stand by me mada koi nante
Tereteshimau keredo
Stand by me sonna boku wo
Ato sukoshi mimamotte

Kimi ni tada aeru dake de
Utai da shitaku naru
Jibun demo fushigi na hodo
Shiawase afureru yo

Kono tomadoi kono toki meki
Todokete ikitai
Kimi to wa kachi aeru no nara
Sekai wa mabushii ne

Together make it love forever make it your smile
Kono mune no takanari
Together make it love forever make it your smile
Mata ashita mo aitai

Stand by me mada koi nante
Tereteshimau keredo
Stand by me sonna boku wo
Ato sukoshi mimamotte

Kimi ni ichirin no bara wo
Todokete mitaku naru
Jibun de mo fushigi na hodo
Nanika ga kawatteiku

Kimi no koto shiritai no ni
Sunao janai kara
Jibun kara chikatsukenai
Modokashiku narunda

Together make it love forever make it your smile
Ato mo dori wa shinai
Together make it love forever make it your smile
Te wo tsunaide arukou

Stand by me mada koi nante
Tereteshimau keredo
Stand by me sonna boku wo
Ato sukoshi mimamotte

Hontou no koi ga hajimaru maebure
Mune no oku fukaku nari yamanai

Together make it love forever make it your smile
Ato mo dori wa shinai
Together make it love forever make it your smile
Te wo tsunaide arukou

Stand by me kawaii kimi ni
Tereteirunda
Stand by me sonna boku wo
Ato sukoshi mimamotte


Credit: Baidu

Senin, 09 Mei 2011

Ayuzawa Misaki da!

Belakangan ini, aku suka sekali sama karakter utama di manga shoujo "Kaichou wa Maid-sama!" (Ketua OSIS adalah seorang Maid!), yang namanya Ayuzawa Misaki. Kenapa suka? Entahlah! Dia begitu hebat dan luar biasa!

Pertama denger namanya aja aku langsung suka. Aku langsung tahu kalo dia cewek. Mungkin karena kata "Ayu" dari nama "Ayuzawa" ya... haha... orang Indonesia sih. Selain itu, dia juga agak mirip Rukia di BLEACH. Itu ketertarikan pribadiku. :D

Terus, hal lain yang kusukai dari dia adalah sifatnya yang menarik! Mungkin juga karena dia punya sifat yang mirip dengan aku sih...

Kalau di sekolahnya, SMA Seika, dia adalah Ketua OSIS wanita pertama yang tak terkalahkan. Apalagi sekolahnya itu mantan sekolah putra! Jadi perbandingan murid cewek:cowok-nya 1:5 alias 80% cowok. Banyak amat yah! Dia milih sekolah di situ karena biayanya murah. Memang, keluarganya termasuk miskin. Waktu Misaki kelas 2 SMP, ayahnya pergi entah ke mana dan meninggalkan dia, ibu, dan adiknya dengan hutang yang besar. Misaki merasa dikhianati oleh laki-laki yang paling ia percaya, dan sejak itu ia jadi sangat membenci laki-laki. Dan walaupun benci laki-laki, ia tetap memilih sekolah di SMA Seika yang banyak murid laki-lakinya. Hebat juga ya. Kalau aku sih, nggak tahann... -_-

Kenapa Misaki jadi Ketua OSIS?

Hm! Pertanyaan bagus! Itu karena ia ingin melindungi para siswi di sana. Cowok-cowok di sana, selain bejibun juga rata-rata iseng. Kalo bercanda suka aneh, kalo disuruh bersih-bersih nggak mau, seenaknya, beberapa juga kasar. Makanya banyak siswi Seika yang ketakutan. Dan kalau begini terus, lama-lama jumlah siswi di Seika bisa semakin berkurang!

Karena nggak tahan dengan ulah para siswa, Misaki berusaha keras untuk mendapat kepercayaan dan dipilih sebagai Ketua OSIS Seika ke-37. Ia belajar keras (bahkan nggak jarang begadang semalaman) dan menempati peringkat pertama dalam tiap ujian. Ia juga punya stamina yang hebat sehingga jago dalam olahraga. Setahuku sih, dia jago olahraga basket, voli pantai, tenis meja, marathon, dan... yang pastinya banyak. Ia juga kuat, menguasai bela diri Aikidou. Main kartu juga dia jago... pokoknya bikin iri deh... :D

Selain belajar dan menjadi murid terbaik, Misaki nggak lupa bersikap baik. Akhirnya, para guru mempercayakan posisi Ketua OSIS padanya untuk 6 bulan ke depan. Para siswi mendukung penuh usahanya. Misaki langsung menempatkan kotak saran di banyak tempat. Ada banyak masukkan, khususnya dari para siswi. Dia rutin berpatroli keliling sekolah untuk mencari kalau-kalau ada yang tidak beres. Dia rajin mengadakan bersih-bersih. Berkat itu, keadaan para murid yang punya alergi dan asma jadi lebih baik. Orang tua murid mulai banyak yang mendukungnya. Dia memeriksa kinerja OSIS yang lalu, menambah jumlah buku di perpustakaan, memperbaiki festival budaya, mendamaikan murid yang berkelahi dengan sekolah lain, dan bahkan menambah menu baru di kantin! Luar biasa! Seika yang dulu dikritik banyak orang sekarang mulai dipuji-puji. Untuk tahun ajaran yang akan datang pun, diperkirakan jumlah siswi yang masuk ke sana akan lebih banyak. Ini berarti keberhasilan! Sukses untuk Ketua Ayuzawa!

Eh... BTW aku udah ngomong panjang lebar gini, tapi aku belum nunjukin juga Misaki kayak apa ya... (lamban) Sekalian, tadi kubilang mirip Rukia 'kan? Ya udah, inilah fotonya :

Kuchiki Rukia

Ayuzawa Misaki




Maaf ya kalo kurang bagus. Susah nyari gambar Misaki yang pake seragam. Oya, walaupun OSIS pimpinannya terbilang sukses, banyak murid yang nggak menyukainya lho! Mereka adalah para siswa yang nggak suka dengan Seika yang sekarang. Bisa dibilang, hampir semua siswa di Seika takut pada Misaki (beberapa nggak). Misaki bahkan mereka juluki "Ketua OSIS Iblis".

Dokumentasi yang kudapat...

"Ketua OSIS Iblis"... now you know the reason :D

Sebenarnya baik lhoo... :)

Nah, itulah Misaki sang ketua OSIS. Dari gambar di atas, kelihatan kan? Sifatnya yang tegas, tomboi dan kuat... ketahuan banget kalau dia adalah perempuan tangguh. Sekarang, akan kuberitahu sisi Misaki yang lain. Sepulang sekolah, dia bekerja sambilan. Ia merahasiakan kerja sambilan itu dari sekolah. Dia bilang, image-nya sebagai ketua OSIS bisa rusak, kalau dia ketahuan bekerja sebagai Maid (pelayan khas Inggris) di Cafe Maid Latte!

Ini adalah foto Misaki sebagai Maid...
Kawaii ne?

Penampilan boleh beda, tapi sifat tetap sama :D

Mau digabung juga boleehh -__-

Nah, Misaki yang ini lebih sering dipanggil "Misa-chan" di tempatnya bekerja. Dia dikenal sebagai Maid yang manis, sopan dan rajin, sekaligus kuat dan tak terkalahkan. Meski jago dalam banyak hal, Misaki punya kelemahan. Dia nggak bisa bertingkah imut dan percaya pada mitos, seperti hantu atau alien.

Oh, ya, aku belum cerita lebih detail soal keluarganya. Seperti yang kubilang sebelumnya, ayahnya meninggalkan keluarganya. Nyaris nggak pernah dibahas lagi kayak apa dan sekarang kondisinya gimana. Hanya digambarkan kalau dia agak mirip Shintani Hinata, teman sepermainan Misaki yang juga menyukainya (soal ini mungkin akan kubahas di post lain).
Ibu Misaki bernama Ayuzawa Minako. Katanya sih badan beliau lemah, tapi beliau selalu bekerja keras untuk keluarga. Setia sekali dengan kedua putrinya. Beliaulah orang yang paling cemas melihat Misaki selalu bekerja keras. Ia cemas karena Misaki selalu sibuk belajar dan kerja, nyaris nggak pernah main-main. Beliau juga sangat merestui hubungan Misaki dengan Usui Takumi (soal dia, nanti kuceritain di post berikutnya). Minako adalah wanita yang mudah percaya orang lain, sehingga banyak orang yang mengatakan bahwa dia orang yang tidak hati-hati.
Anggota keluarga Ayuzawa yang terakhir adalah Suzuna, adik perempuan Misaki yang duduk di kelas 3 SMP. Dia punya keberuntungan super. Umurnya belum cukup untuk kerja sambilan, jadi dia ikut membantu memenuhi kebutuhan keluarga dengan ikut aneka kuis di media seperti majalah dan koran. Entah apa jurusnya, tapi dia menang terus. Kadang-kadang aku juga keheranan dengan keberuntungannya itu. -__-

Yah, mungkin cukup dulu post kali ini. Panjang betul ya? Hehehee... BTW ini bocoran untuk post tentang "Kaichou wa Maid-sama!" berikutnya. Nanti aku akan membahas tentang orang ini :

Usui Takumi, siswa Seika yang sekarang bisa kusebut pacar Misaki

Nantikan ya! Terima kasih telah membaca post yang panjang ini! :D

'Half of Heart' - Introduction

Assalamu'alaikum semua...

Fildzah di sini. Ya, itulah nama asliku. Aku sangat senang blog baruku ini dibuat. Aku bertekad untuk terus menulis blog ini sebisa mungkin. Sebenarnya aku punya blog lain di http://smpipbaitulmaal-fnf.blogspot.com/ dan di http://animefildzah2602.multiply.com/. Hanya saja, blog yg pertama disebut itu lebih sering untuk tugas sekolah, dan yang kedua sudah terlalu terabaikan. Aku buat blog yang baru agar bisa menulis tentang lebih banyak hal. Dari hobi sampai kegiatan sekolah. Sekaligus jadi diary blog juga :)

Ngomong-ngomong, seperti yang kalian lihat, alamat blog ini adalah "Half of Heart". Kenapa pakai kata-kata itu? Hehehe.. sebenarnya itu adalah arti dari nama panggilanku. Namaku berasal dari Bahasa Arab yang artinya "belahan hati". Wuuaaaahh... nama penuh cinta yaa... Maklum anak pertama dari 4 bersaudara. Hahaha.. :D

Waktu blog ini pertama dibuat, aku duduk di bangku kelas 3 SMP. Sedang menunggu hasil UJian Nasional dan pusing-pusing nyari sekolah lanjutan. Aku bersekolah di SMP Islam Plus Baitul Maal, yang lebih sering disebut BM. Alhamdulillah, di sana aku termasuk murid-murid berprestasi.

Hobiku banyaaaakkk sekali. Aku suka gambar, nulis, baca, desain grafis dan punya ketertarikan besar pada komik dan animasi Jepang, misalnya BLEACH, Kaichou wa Maid-sama!, dan banyak lagi. Tapi dua yang kusebutkan tadi adalah yang paling aku suka.

Nah, begitulah sekilas tentang aku. Terima kasih karena telah melirik blog-ku yaa... :D

Salam,
Fildzah NF