Rabu, 20 September 2017

Lika-Liku Ngomik: Ganti Pen Tablet

1. Waktu Beli Pen Tablet Pertama, Genius i608x

     Masih ingat betul saya ketika bertekad beli pen tablet Agustus tahun 2015 lalu. Waktu tanya ke orang tua, "Boleh nggak uang lebaran tahun ini aku pakai untuk beli pen tab?"

Lalu diantarlah saya ke Mangga Dua oleh ayah. Sebelumnya kami berdua riset kecil-kecilan dulu merek dan tipe apa yang bagus. Pilihan jatuh antara Genius MousePen i608x atau Wacom Intuos Pen. Harga Intuos paling murah waktu itu 1.2 juta, sementara harga Genius i608x itu setengahnya, 640 ribu. Karena waktu itu saya memang masih pengguna pen tablet pemula, dan nggak bermaksud untuk jadi ilustrator/komikus profesional, ditambah bujukan ayah pula, saya beli Genius dulu.


Kesan-pesannya? WIHH suka banget. 
Ukurannya active area-nya besar, saya bisa gambar detail. Apalagi memang sempat terbiasa gambar di kertas/bidang besar. Awal-awal memang rada susah menggunakannya, tapi seiring latihan gambar jadi makin enak dan makin bagus. Semangat bikin komik tumbuh, ide ada, voilaa~ jadilah webtoon yang sekarang saya garap, "The King's Daughter".


Karena garap webtoon, gambar digital jadi makin sering. Sempat intens banget seharian penuh setiap hari gambar. Mulai terasa kesulitan-kesulitannya.
Pertama, pen bawaan Genius itu rada berat, ada baterainya AA. Pressure sensitivity-nya juga besar jadi harus agak lebih ditekan ketika menggaris, apalagi saya tipe orang yang menggarisnya tipis-tipis. Ditambah saya yang nggak nurut istirahat setelah kerja berjam-jam, sakitlah tangan. Sakit pegal-pegal aja sih kayak kalo abis Ujian Nasional atau try out, capek megang pensil gitu hehe.
Kedua, ukuran tabletnya yang besar itu. Di satu sisi menguntungkan karena tangan lebih bebas dan jauh bergeraknya, tapi di satu sisi lagi besar banget jadi agak repot kalau dibawa-bawa. Ringan sih, cuma tetap agak repot. Awalnya saya selalu gambar di rumah jadi nggak mempermasalahkan, tapi kemudian kuliah mulai, kesibukan mulai, jadi pengen pentab itu lebih gampang dibawa ke mana-mana. Malah kalo bisa ikut dibawa sambil berjemur di tengah padang rumput di bawah matahari pagi wkwk.

Walaupun sebel-sebel gitu tetep sayang sih sama pentabnya wkwk, namanya juga temen seperjuangan. Saya kalau gambar biasanya gak tegas tuh garisnya, tapi gara-gara sering pakai pen tablet, latihan tracing line art, dan tuntutan waktu, saya sekarang lebih tegas kalau bikin garis. Malah udah bisa gambar line art komik langsung dari sketsa kasar tanpa harus bikin sketsa detail lebih dulu. Mantap deh.


2. Genius Mulai Sakit...

Setelah mulai bikin webtoon, mulai sering ada error dari pen tablet itu. Pen tiba-tiba tidak ter-detect, sensitivity hilang, getar-getar, dan semacamnya. Itu terjadi dalam frekuensi yang jarang dan biasanya akan normal lagi setelah saya plug in ulang kabelnya, jadi nggak saya permasalahkan.


Juni 2017, hampir 2 tahun setelah saya beli Genius itu, pen sama sekali nggak ter-detect. Saya coba ganti baterainya. Ternyata waktu saya ganti di dalamnya berminyak gitu, saya lalu bersihkan minyak-minyak itu dan pasang baterai baru. Setelah itu bisa dipakai lagi seperti biasa.
Namun, memasuki Juli 2017, pen saya mulai bermasalah lagi. Sering putus koneksi ketika sedang menggambar. Bikin satu goresan aja tuh susah. Agustus 2017, masih sama, bahkan mulai nggak berfungsi sama sekali. Akhirnya saya googling untuk cari tahu cara memperbaikinya, lalu ketemulah di blog kawan-kawan lain. Ternyata banyak yang punya masalah sama dengan Geniusnya. Baterai pen bocor karena pernah didiamkan untuk waktu lama di dalam pen. Ternyata harusnya baterai itu dilepas kalau sedang tidak dipakai, biar lebih awet.
Saya lalu bersihkan sisa minyak di pen sesuai petunjuk dari blog TakTeg ini. Setelah itu pen bisa digunakan kembali~ seneng banget. Tapi ternyata itu nggak berlangsung lama. Pen mulai sakit-sakitan lagi.
Padahal semangat ngomik lagi tinggi, semangat ingin jadi komikus profesional juga sedang tinggi. Setelah konsultasi dengan senior dan kawan-kawan, juga dengan mempertimbangkan masa depan, saya memutuskan beli pen tablet baru: pokoknya Wacom. Walaupun sebenarnya rada enggan move on dari Genius yang udah menemani hari-hari awal saya.


3. Kawan Seperjuangan Baru: Wacom Intuos Comic CTH490

Dibeli di awal bulan September 2017. Saya awalnya survei harga dulu lewat Tokopedia, terus ada yang jual lebih murah dari toko-toko lain, namanya Toko Jaya Baru Computer (saya promosiin loh, waw). Karena ternyata tokonya deket rumah, ayah saya bilang lebih baik beli di tokonya langsung. Akan tetapi saya sudah keburu harus masuk kuliah lagi ke kampus jadi ayah dan adik sayalah yang datang ke sana haha.

Btw, selama rentang 2 tahun sejak pertama beli pentab pertama sampai mau beli pentab kedua, Wacom udah berubah lagi dagangannya. Kalau waktu 2015 dia jualnya Intuos Pen, Intuos Pen & Touch, dan Intuos Manga, sekarang dia coba menjual berdasarkan untuk apa pentab akan dipakai: Intuos Draw, Comic, 3D, dan satu lagi yang saya lupa apa wkwk. Semuanya punya spesifikasi sama, yang membedakan hanya software bonusnya.

Saya sudah mengincar tipe Intuos Comic sejak pertama memutuskan akan beli Wacom. Ini gara-gara senpai saya yang habis nyoba software bonusnya, Clip Studio Paint (CSP), dan beliau muji-muji itu, bikin kepo haha. Harga Intuos Comic yang ditawarkan JBC 1,6 juta, sudah termasuk pen tablet, software CSP dan Anime Studio, antigores, softcase, dan sarung tangan khusus gambar. Gimana gak tergugah hahahaha. Sudah begitu pas dicek bonus-bonusnya juga memang kece semua. Sekarang saya udah bisa bawa pen tablet ke mana-mana dan memang gak rugi walaupun harus keluar kocek hampir 3x lipat dibanding pentab sebelumnya.

Oiya, uang 1,6 juta buat beli Wacom itu juga uang tabungan saya sendiri. Alhamdulillah ada rezeki jadi saya nggak minta sepeserpun dari orang tua ^^

Terus gimana review-nya ketika dipake? Licin pisan da, pennya enteng banget hampir sama kayak berat pensil biasa. Ukurannya lebih kecil dan enak dibawa-bawa. Yang bikin saya agak kesusahan di awal adalah kabel USB-nya. Genius itu kabelnya udah jadi 1 sama tablet jadi bisa langsung tancap aja, nggak usah takut kabelnya hilang atau ketinggalan. Nah Wacom tidak begitu. Saya harus ingat-ingat bahwa kabel itu harus dibawa. Positifnya, seandainya nanti kabelnya rusak ya tinggal kabelnya aja yang diganti.
Atau apakah ini akal-akalan supaya saya beli wireless kit-nya? Entah wkwk.

Karena Wacom yang saya beli adalah tipe CTH, pen tablet saya dilengkapi fitur touch. Akan tetapi, jujur saya belum bisa memanfaatkannya dengan baik. Fitur touch lebih sering saya matikan. Saya harus latihan untuk gambar tanpa tangan menyentuh kertas baru saya bisa memakai fitur touch itu.
Selanjutnya adalah tombol shortcut di tablet. Sekali lagi saya kurang bisa memanfaatkan jadi hampir gak pernah dipakai haha.
Karena ukuran active area-nya lebih kecil dari pentab saya sebelumnya, tangan saya makin berkurang jangkauan gerakannya (sebenarnya ini bisa memicu penyakit hm). Ada positif-negatifnya lah haha.
Tapi ya secara umum, dia sudah ikut membantu saya merilis episode 5 ke atas webtoon saya. Dia menjalankan perannya sebagai pen tablet dengan baik dan sekarang dia jadi pacar saya wkwk.


4. Kesimpulan dan Saran (lah, makalah??)

Berikut poin-poin yang ingin saya sampaikan ke teman-teman yang sedang berpikir untuk beli pen tablet.
  • pen tablet pada akhirnya hanya alat. Bukan berarti merek lebih bagus terus gambar kita jadi ikutan lebih bagus juga. Semua tergantung siapa yang memakai pen tablet itu.
  • pertimbangan membeli nomor 1: budget! Kalau memang uang yang kita miliki nggak cukup untuk beli Wacom, nggak usah paksakan beli Wacom. Beli merek alternatif dulu. Kalau ternyata masih kepikiran ingin Wacom, katakan pada dia, "Suatu hari aku akan memilikimu!" dan belilah dia ketika ada rezeki.
  • pertimbangan membeli nomor 2: kamu siapa? Orang yang punya cita-cita jadi profesional, memang sudah profesional, atau hanya hobi menggambar? Kalau kita sudah/ingin profesional, biasanya pen tablet akan sering sekali dipakai. Jadi lebih baik beli yang tahan lama sekalian, yang mereknya sudah menjamin. Nah, kalau kita baru ingin belajar atau menggambar sesekali saja sebagai hobi, lebih baik beli pentab merek alternatif. Sayang kan beli mahal-mahal tapi jadi pajangan aja? Hehe.
  • Buat yang senang menggambar di bidang besar, pilih yang active area-nya besar juga. Tangan bisa lebih luas bergerak karena jarak untuk menggores dari ujung ke ujung layar juga lebih besar. Kalau sukanya gambar kecil, atau sangat mager sehingga enggan menggerakkan tangan jauh-jauh, nah silahkan pilih yang active area-nya kecil juga.
  • Merek apapun pen tablet yang kita beli, tetap harus kita rawat. Saya orang yang kalau gambar background ngegoresnya kasar banget, jadi lebih baik pasang antigores juga hehe. Pen dan tablet jangan sampai hilang salah satunya, kan sayang banget. Bersihkan sesekali dengan kain kering, rapikan kalau sudah tidak dipakai. Dengan begitu kalian akan langgeng sampai waktu yang ditakdirkan Tuhan haha.
Itu saja sharing dan review kali ini. Selanjutnya saya bakal cerita-cerita soal proses lahirnya webtoon saya. Semangat berkarya!

Erica - Mirai Believer Romaji Lyrics (Tribute to ReLIFE Video)

 Saya ketemu video ini nggak lama setelah mulai baca ReLIFE, pas anime-nya baru diumumin bakal dibuat. Semampu yang saya tangkap, video ini dibuat oleh penggemar ReLIFE sebagai apresiasi dan selamat karena webcomic tersebut sudah mencapai 100 episode.

Saya suka banget lagunya sejak pertama dengar, tapi nggak ada yang menyediakan lirik romajinya. Oleh karena itu, saya coba menyediakan lirik romaji dari lirik disediakan di YouTube, barangkali ada yang suka juga sama lagunya.

Mirai Believer
By: erica / nao

戻りたい 戻れない もう一度
帰りたい帰れないもう二度と
 時間だけ過ぎて 追いつけないよ
 だから 止まらない止めれない心が
 愛したい愛されたいと願う
 まだ信じたい 信じてみたい
 笑った僕が 見たい
  Modoritai modorenai mou ichido
  Kaeritai kaerenai mou nidoto
  Jikan dake sugite oitsukenai yo
  Dakara tomaranai tomerenai kokoro ga
  Aishitai aisaretai to negau
  Mada shinjitai shinjite mitai
  Waratta boku ga mitai

何処かに忘れてしまったんだよ
なくした心が呼んでるの
道の無いあてもない暗闇でも 行くと決めたんだ
伝えたい言葉があるんだ
素直に今なら言えるよ
 意味の無い偽りは 全て脱ぎ捨てた
  Doko ka de wasurete shimattan da yo
  Nakushita kokoro ga yonderu no
  Michi no nai ate mo nai kurayami demo iku to kimetanda
  Tsutaetai kotoba ga arunda
  Sunao ni ima nara ieru yo
  Imi no nai itsuwari wa subete nugisuteta

戻りたい戻れないもう一度
帰りたい帰れないもう二度と
 時間だけ過ぎて追いつけないよ
だから 止まらない止めれない心が
愛したい愛されたいと願う
まだ信じたい 信じてみたい
笑った君が 見たい
  Modoritai modorenai mou ichido
  Kaeritai kaerenai mou nidoto
  Jikan dake sugite oitsukenai yo
  Dakara tomaranai tomerenai kokoro ga
  Aishitai aisaretai to negau
  Mada shinjitai shinjite mitai
  Waratta kimi ga mitai

どうして素直に生きれないんだろう
傷つくことなら慣れてるのに
高くて登れない壁ばっかりじゃ 夢も描けないよ
 失うものが無いなら
 恐れることも必要無い
最初から分かってた 僕は僕だけだ
  Doushite sunao ni ikirenain darou
  Kidzutsuku koto nara nareteru no ni
  Takakute toberenai kabe bakkari jya yume mo kakenai yo
  Ushinau mono ga nai nara
  Okoreru koto mo hitsuyou nai
  Saishou kara wakatteta boku wa boku dake da

 変わりたい変われないもう一度
出会いたい出会えないもう二度と
例え消えてしまうと分かっていても
いつか 誰かが誰かに伝えて
 思いが思いを繋げばいい
 ほら叶えたい 叶えてみたい
未来の先が 見たい
  Kawaritai kawarenai mou ichido
  Deaitai deaenai mou nidoto
  Tatoe kiete shimau to wakatteite mo
  Itsuka dareka ga dareka ni tsutaete
  Omoi ga omoi wo tsunageba ii
  Hora kanaetai kanaetemitai
  Mirai no saki ga mitai

眠れない 夜数えて
微かな 期待めくった
遠くで声がしたんだ
ここだよ 置いてかないで
行かなきゃ 幻だって
 超えなきゃ 掴めないんだ
過去も今も 無駄なんて無い
もう逃げないよ
  Nemurenai yoru kazoete
  Kasuka na
  Tooku de koe ga shitanda
  Koko da yo oitekanai de
  Ikanakya maboroshi datte
  Koenakya tsukamenainda
  Kako mo ima mo muda nante nai
  Mou nigenai yo

戻りたい戻れないもう一度
帰りたい帰れないもう二度と
 時間だけ過ぎて追いつけないよ
だから 止まらない止めれない心が
愛したい愛されたいと願う
 まだ信じたい 信じてみたい
 笑った僕が 見たい
  Modoritai modorenai mou ichido
  Kaeritai kaerenai mou nidoto
  Jikan dake sugite oitsukenai yo
  Dakara tomaranai tomerenai kokoro ga
  Aishitai aisaretai to negau
  Mada shinjitai shinjite mitai
  Waratta boku ga mitai