1. Waktu Beli Pen Tablet Pertama, Genius i608x
Masih ingat betul saya ketika bertekad beli pen tablet Agustus tahun 2015 lalu. Waktu tanya ke orang tua, "Boleh nggak uang lebaran tahun ini aku pakai untuk beli pen tab?"
Lalu diantarlah saya ke Mangga Dua oleh ayah. Sebelumnya kami berdua riset kecil-kecilan dulu merek dan tipe apa yang bagus. Pilihan jatuh antara Genius MousePen i608x atau Wacom Intuos Pen. Harga Intuos paling murah waktu itu 1.2 juta, sementara harga Genius i608x itu setengahnya, 640 ribu. Karena waktu itu saya memang masih pengguna pen tablet pemula, dan nggak bermaksud untuk jadi ilustrator/komikus profesional, ditambah bujukan ayah pula, saya beli Genius dulu.
Kesan-pesannya? WIHH suka banget.
Ukurannya active area-nya besar, saya bisa gambar detail. Apalagi memang sempat terbiasa gambar di kertas/bidang besar. Awal-awal memang rada susah menggunakannya, tapi seiring latihan gambar jadi makin enak dan makin bagus. Semangat bikin komik tumbuh, ide ada, voilaa~ jadilah webtoon yang sekarang saya garap, "The King's Daughter".
Karena garap webtoon, gambar digital jadi makin sering. Sempat intens banget seharian penuh setiap hari gambar. Mulai terasa kesulitan-kesulitannya.
Pertama, pen bawaan Genius itu rada berat, ada baterainya AA. Pressure sensitivity-nya juga besar jadi harus agak lebih ditekan ketika menggaris, apalagi saya tipe orang yang menggarisnya tipis-tipis. Ditambah saya yang nggak nurut istirahat setelah kerja berjam-jam, sakitlah tangan. Sakit pegal-pegal aja sih kayak kalo abis Ujian Nasional atau try out, capek megang pensil gitu hehe.
Pertama, pen bawaan Genius itu rada berat, ada baterainya AA. Pressure sensitivity-nya juga besar jadi harus agak lebih ditekan ketika menggaris, apalagi saya tipe orang yang menggarisnya tipis-tipis. Ditambah saya yang nggak nurut istirahat setelah kerja berjam-jam, sakitlah tangan. Sakit pegal-pegal aja sih kayak kalo abis Ujian Nasional atau try out, capek megang pensil gitu hehe.
Kedua, ukuran tabletnya yang besar itu. Di satu sisi menguntungkan karena tangan lebih bebas dan jauh bergeraknya, tapi di satu sisi lagi besar banget jadi agak repot kalau dibawa-bawa. Ringan sih, cuma tetap agak repot. Awalnya saya selalu gambar di rumah jadi nggak mempermasalahkan, tapi kemudian kuliah mulai, kesibukan mulai, jadi pengen pentab itu lebih gampang dibawa ke mana-mana. Malah kalo bisa ikut dibawa sambil berjemur di tengah padang rumput di bawah matahari pagi wkwk.
Walaupun sebel-sebel gitu tetep sayang sih sama pentabnya wkwk, namanya juga temen seperjuangan. Saya kalau gambar biasanya gak tegas tuh garisnya, tapi gara-gara sering pakai pen tablet, latihan tracing line art, dan tuntutan waktu, saya sekarang lebih tegas kalau bikin garis. Malah udah bisa gambar line art komik langsung dari sketsa kasar tanpa harus bikin sketsa detail lebih dulu. Mantap deh.
2. Genius Mulai Sakit...
Setelah mulai bikin webtoon, mulai sering ada error dari pen tablet itu. Pen tiba-tiba tidak ter-detect, sensitivity hilang, getar-getar, dan semacamnya. Itu terjadi dalam frekuensi yang jarang dan biasanya akan normal lagi setelah saya plug in ulang kabelnya, jadi nggak saya permasalahkan.
Juni 2017, hampir 2 tahun setelah saya beli Genius itu, pen sama sekali nggak ter-detect. Saya coba ganti baterainya. Ternyata waktu saya ganti di dalamnya berminyak gitu, saya lalu bersihkan minyak-minyak itu dan pasang baterai baru. Setelah itu bisa dipakai lagi seperti biasa.
Namun, memasuki Juli 2017, pen saya mulai bermasalah lagi. Sering putus koneksi ketika sedang menggambar. Bikin satu goresan aja tuh susah. Agustus 2017, masih sama, bahkan mulai nggak berfungsi sama sekali. Akhirnya saya googling untuk cari tahu cara memperbaikinya, lalu ketemulah di blog kawan-kawan lain. Ternyata banyak yang punya masalah sama dengan Geniusnya. Baterai pen bocor karena pernah didiamkan untuk waktu lama di dalam pen. Ternyata harusnya baterai itu dilepas kalau sedang tidak dipakai, biar lebih awet.
Namun, memasuki Juli 2017, pen saya mulai bermasalah lagi. Sering putus koneksi ketika sedang menggambar. Bikin satu goresan aja tuh susah. Agustus 2017, masih sama, bahkan mulai nggak berfungsi sama sekali. Akhirnya saya googling untuk cari tahu cara memperbaikinya, lalu ketemulah di blog kawan-kawan lain. Ternyata banyak yang punya masalah sama dengan Geniusnya. Baterai pen bocor karena pernah didiamkan untuk waktu lama di dalam pen. Ternyata harusnya baterai itu dilepas kalau sedang tidak dipakai, biar lebih awet.
Saya lalu bersihkan sisa minyak di pen sesuai petunjuk dari blog TakTeg ini. Setelah itu pen bisa digunakan kembali~ seneng banget. Tapi ternyata itu nggak berlangsung lama. Pen mulai sakit-sakitan lagi.
Padahal semangat ngomik lagi tinggi, semangat ingin jadi komikus profesional juga sedang tinggi. Setelah konsultasi dengan senior dan kawan-kawan, juga dengan mempertimbangkan masa depan, saya memutuskan beli pen tablet baru: pokoknya Wacom. Walaupun sebenarnya rada enggan move on dari Genius yang udah menemani hari-hari awal saya.
3. Kawan Seperjuangan Baru: Wacom Intuos Comic CTH490
Dibeli di awal bulan September 2017. Saya awalnya survei harga dulu lewat Tokopedia, terus ada yang jual lebih murah dari toko-toko lain, namanya Toko Jaya Baru Computer (saya promosiin loh, waw). Karena ternyata tokonya deket rumah, ayah saya bilang lebih baik beli di tokonya langsung. Akan tetapi saya sudah keburu harus masuk kuliah lagi ke kampus jadi ayah dan adik sayalah yang datang ke sana haha.
Btw, selama rentang 2 tahun sejak pertama beli pentab pertama sampai mau beli pentab kedua, Wacom udah berubah lagi dagangannya. Kalau waktu 2015 dia jualnya Intuos Pen, Intuos Pen & Touch, dan Intuos Manga, sekarang dia coba menjual berdasarkan untuk apa pentab akan dipakai: Intuos Draw, Comic, 3D, dan satu lagi yang saya lupa apa wkwk. Semuanya punya spesifikasi sama, yang membedakan hanya software bonusnya.
Saya sudah mengincar tipe Intuos Comic sejak pertama memutuskan akan beli Wacom. Ini gara-gara senpai saya yang habis nyoba software bonusnya, Clip Studio Paint (CSP), dan beliau muji-muji itu, bikin kepo haha. Harga Intuos Comic yang ditawarkan JBC 1,6 juta, sudah termasuk pen tablet, software CSP dan Anime Studio, antigores, softcase, dan sarung tangan khusus gambar. Gimana gak tergugah hahahaha. Sudah begitu pas dicek bonus-bonusnya juga memang kece semua. Sekarang saya udah bisa bawa pen tablet ke mana-mana dan memang gak rugi walaupun harus keluar kocek hampir 3x lipat dibanding pentab sebelumnya.
Oiya, uang 1,6 juta buat beli Wacom itu juga uang tabungan saya sendiri. Alhamdulillah ada rezeki jadi saya nggak minta sepeserpun dari orang tua ^^
Terus gimana review-nya ketika dipake? Licin pisan da, pennya enteng banget hampir sama kayak berat pensil biasa. Ukurannya lebih kecil dan enak dibawa-bawa. Yang bikin saya agak kesusahan di awal adalah kabel USB-nya. Genius itu kabelnya udah jadi 1 sama tablet jadi bisa langsung tancap aja, nggak usah takut kabelnya hilang atau ketinggalan. Nah Wacom tidak begitu. Saya harus ingat-ingat bahwa kabel itu harus dibawa. Positifnya, seandainya nanti kabelnya rusak ya tinggal kabelnya aja yang diganti.
Atau apakah ini akal-akalan supaya saya beli wireless kit-nya? Entah wkwk.
Atau apakah ini akal-akalan supaya saya beli wireless kit-nya? Entah wkwk.
Karena Wacom yang saya beli adalah tipe CTH, pen tablet saya dilengkapi fitur touch. Akan tetapi, jujur saya belum bisa memanfaatkannya dengan baik. Fitur touch lebih sering saya matikan. Saya harus latihan untuk gambar tanpa tangan menyentuh kertas baru saya bisa memakai fitur touch itu.
Selanjutnya adalah tombol shortcut di tablet. Sekali lagi saya kurang bisa memanfaatkan jadi hampir gak pernah dipakai haha.
Selanjutnya adalah tombol shortcut di tablet. Sekali lagi saya kurang bisa memanfaatkan jadi hampir gak pernah dipakai haha.
Karena ukuran active area-nya lebih kecil dari pentab saya sebelumnya, tangan saya makin berkurang jangkauan gerakannya (sebenarnya ini bisa memicu penyakit hm). Ada positif-negatifnya lah haha.
Tapi ya secara umum, dia sudah ikut membantu saya merilis episode 5 ke atas webtoon saya. Dia menjalankan perannya sebagai pen tablet dengan baik dan sekarang dia jadi pacar saya wkwk.
4. Kesimpulan dan Saran (lah, makalah??)
Berikut poin-poin yang ingin saya sampaikan ke teman-teman yang sedang berpikir untuk beli pen tablet.
- pen tablet pada akhirnya hanya alat. Bukan berarti merek lebih bagus terus gambar kita jadi ikutan lebih bagus juga. Semua tergantung siapa yang memakai pen tablet itu.
- pertimbangan membeli nomor 1: budget! Kalau memang uang yang kita miliki nggak cukup untuk beli Wacom, nggak usah paksakan beli Wacom. Beli merek alternatif dulu. Kalau ternyata masih kepikiran ingin Wacom, katakan pada dia, "Suatu hari aku akan memilikimu!" dan belilah dia ketika ada rezeki.
- pertimbangan membeli nomor 2: kamu siapa? Orang yang punya cita-cita jadi profesional, memang sudah profesional, atau hanya hobi menggambar? Kalau kita sudah/ingin profesional, biasanya pen tablet akan sering sekali dipakai. Jadi lebih baik beli yang tahan lama sekalian, yang mereknya sudah menjamin. Nah, kalau kita baru ingin belajar atau menggambar sesekali saja sebagai hobi, lebih baik beli pentab merek alternatif. Sayang kan beli mahal-mahal tapi jadi pajangan aja? Hehe.
- Buat yang senang menggambar di bidang besar, pilih yang active area-nya besar juga. Tangan bisa lebih luas bergerak karena jarak untuk menggores dari ujung ke ujung layar juga lebih besar. Kalau sukanya gambar kecil, atau sangat mager sehingga enggan menggerakkan tangan jauh-jauh, nah silahkan pilih yang active area-nya kecil juga.
- Merek apapun pen tablet yang kita beli, tetap harus kita rawat. Saya orang yang kalau gambar background ngegoresnya kasar banget, jadi lebih baik pasang antigores juga hehe. Pen dan tablet jangan sampai hilang salah satunya, kan sayang banget. Bersihkan sesekali dengan kain kering, rapikan kalau sudah tidak dipakai. Dengan begitu kalian akan langgeng sampai waktu yang ditakdirkan Tuhan haha.
Itu saja sharing dan review kali ini. Selanjutnya saya bakal cerita-cerita soal proses lahirnya webtoon saya. Semangat berkarya!
reviewnya imut banget, kayak yang bikin
BalasHapusgambarnya bagus deh keren
BalasHapussusu kaleng
baru beli pentab, tipis, kabel nyatu tkt rusak jg tp yahh mo gmn murah si wkwkwk
BalasHapusmau bawa keluar jg ribet sama kabelnya yg kaku apalg nyatu ke tab nya
mungkin hrs make semacam tas kyk org odong2 O:
karna saya pemalu jd malu klo gendong tas di pinggang..huuu
niat lain mau masukin ke kresek trus taruh blkg baju wkkwkw
btw review nya ok bahas pentab jadul yg make batre dgn kendala bocor batre berminyak.. dan berat karna pake AA
klo wacom emg mahal si.. untuk pemula mah beli yg kentang aja kyk sy hhhh
entah bisa awet apa g soal na tipis dan kabel nyatu.. maunya yg bisa unplug kabelnya., dan tab yg kecil tp guud jd bisa bawa kmn2 keluar gt kan mntp
btw mampir jg ke ig @rezeerou
ntar polbek sankyu