Ya, setelah mencoba hal-hal lain, pontang-panting gambar sana sini, batal masuk jurusan seni, kesimpulan ini yang aku dapat. Ternyata aku masih suka dan masih ingin jadi komikus.
Ada keasyikan tersendiri saat menyusun cerita, mengatur panel, membuat karakter, mewarnai, hmm pokoknya pahit-manis ngomik deh. Berat dijalani, tapi begitu selesai, ada kepuasan tersendiri.
Sejak SD aku suka nulis cerita. Terinspirasi Kecil-Kecil Punya Karya (KKPK) kali ya. Aku bener-bener suka nulis manual di buku tulis semua cerita yang aku buat. Bahkan teman-teman dan guruku bergiliran membacanya. Seiring dengan itu, aku juga ternyata bikin komik. Yup aku baru sadar sekarang. Entah sudah berapa buku habis kupakai menggambar, satu halaman ada dua panel dan ceritanya bener-bener ga ngerti aku apaan hahahahhaa. Sesuka-suka aku aja.
Karakter komikku waktu kecil itu namanya Fina. Poninya panjang sampe nutupin sebelah muka kayak Yamanaka Ino-nya Naruto (padahal waktu itu belum tahu Naruto). Banyak sih inspirasinya si Fina itu, mulai dari Sam-nya Totally Spies, Danny Phantom, Winx Club, kartun-kartun Barat deh pokoknya. Si Fina ini ceritanya sahabatan sama Mina, karakter komiknya adik aku. Samalah tipenya gak jelas gitu :v
Pas kelas 6 aku mulai suka anime Jepang, suka komik Jepang. Alhasil pas kelas 7 aku bikin cerita judulnya "Changin'". Sekitar tahun 2008 atau 2009 kali ya. Dulu sih judul awalnya bukan itu, aku lupa juga.
Ceritanya tentang Kuroiteru Suteki, 15 tahun, yang dia ini punya identitas rahasia sebagai dewi kematian. Gara-gara keluarganya, dia itu dibesarkan tanpa emosi dan kasih sayang. Sampai di SMA dia ketemu sama mantan teman kanak-kanaknya, Ikisaki Hiroi. Hiroi kaget ngeliat Suteki yang dulu ceria banget sekarang jadi dingin dan nggak berperasaan. Dibantu teman-temannya yang lain, yakni Hakubara Megumi, Magokoro Kazasu dan Nagamiki Hanaka, Hiroi pingin ngubah Suteki jadi kayak dulu lagi dan nyelamatin Suteki dari takdirnya sebagai dewi kematian.
Yak, ini bener-bener inspirasinya dari Bleach, and a bunch of shoujo manga I read at that time.
My naming sense was not good, asal nemu kata yang enak aja di kamus. Padahal pas sekarang udah ngerti bahasa Jepang, nama-nama karakternya jadi terdengar aneh. Tapi gimana ya... mau diganti nama juga... itu nama, udah rada mendarah daging di hati...
Ada juga cerita aku yang lain, kayaknya dibikin pas kelas 7 juga, tapi aku lupa sebelum atau setelah Changin'. Judulnya aja aku lupa. Nama tokoh utamanya pun lupa. Ceritanya bener-bener kayak Bleach tapi ada yang diubah-ubah. Bleach is my biggest inspiration at that time.
Time flows, aku masuk SMA. Tahun 2012 aku bikin cerita baru, judulnya "Honestly". Cerita awalnya bahkan udah ku-post juga di blog ini.
Kalau Changin' itu lebih ke fantasi, Honestly itu romance-drama. Cerita awalnya itu tentang Tasunaga Henji, cowok pendiam penyendiri yang sebenarnya penyanyi bayangan terkenal, dan Hanazawa Michisa, cewek Tsundere manis blasteran Jepang-Inggris yang populer. Itu cerita awalnya. Sekali lagi bisa dibaca di post-post yang sebelumnya.
Magically, aku masih ngembangin cerita Honestly sampe sekarang. Ceritanya udah jadi rada berubah, walaupun intinya tetap sama. Henji jadi anak SMA biasa yang hobi budo dan seneng musik. Michisa... ya tetap Michisa. Makin ke sini aku malah makin pingin Honestly lebih nonjolin romance-nya. Hmm masih asik deh mikirin gimana bakal ceritanya si Henji, Michisa, dkk. I will definitely make it baper maksimal.
Ketiga serial yang aku ceritain sampe sini, semuanya masih sekadar cerita. Desain karakter-karakter utama juga udah dibuat, tapi belum sampai mulai bikin komiknya. Sekadar planning. Tokohnya siapa aja, latar belakangnya gimana, setting lokasi di sekitar mereka gimana, dsb. Belum sampe bener-bener digambar jadi komik yang selesai, satu scene pun belum.
Walaupun begitu, tahun 2014, aku dapet ide cerita baru lagi: judulnya "Iya". Yang ini ceritanya lebih ke drama slice of life.
Ceritanya ada anak cowok turunan Jepang-Indonesia yang bandel bernama Kousuke Kitagawa. Singkat cerita, dia didepak ortunya dan disuruh untuk menyelesaikan SMA di Indonesia dan tinggal sama neneknya di kawasan Jakarta Selatan. Kousuke yang sotoy dan songong ini ketemu banyak orang dengan beragam kisah di sekolah dan tempat tinggalnya. Salah satunya Raisa, tetangga sekaligus teman sekelas yang selama ini sering main ke rumah neneknya. Selama di Jakarta, Kousuke belajar banyak hal, terutama tentang hidup...
Cuma makin ke sini aku ngerasa plotnya rada mirip komik Silver Spoon (Gin no Saji), jadi plotnya masih kuubah-ubah sampai sekarang. Jujur komikku yang progressnya paling sedikit itu si "Iya" ini. Perlu banyak riset dan gali ingatan soalnya. Secara gitu, setting cerita ini aku ambil dari kehidupan SMA-ku sendiri.
Yang menarik di karyaku yang ini menurutku judulnya. "IYA". Dalam bahasa Indonesia 'iya' itu artinya positif, 'boleh', 'ok', 'betul'. Sementara dalam bahasa Jepang 'iya' itu negatif: 'bukan', 'tidak', 'gak mau'. Menurutku kata ini udah mewakili ceritanya banget.
Aku punya alasan lain kenapa komik 'IYA' dan 'Honestly' aku tunda. Semua karena komik serius ketigaku: The King's Daughter.
Belakangan ini aku suka genre fantasi. Terpengaruh Arslan Senki, Akatsuki no Yona, Born From Death, dan Akagami no Shirayukihime. Aku bikinlah komik ini.
Cikal bakal perdananya itu waktu Inktober 2015. Disuruh bikin karakter original. Waktu itu aku lagi suka banget karakter Etoile/Estelle di Arslan Senki, dan terinspirasi oleh dia terciptalah Lisa Vayuwima, the crossdressing princess.
Walaupun inktoberku itu gagal, cerita ini aku develop terus. Plotnya kuatur2 dan revisi sekian kali, yang awalnya begini jadi begitu, sampai aku ngerasa kalau plot yang baru itu udah logis, seru, dan menarik.
Aku bikin desain karakternya, setting tempatnya, semuanya.
Juni 2016, semangatku untuk menjadi webtoonist sedang sangat menggebu-gebu.
Dengan sedikit nekad, aku buat komik The King's Daughter dan aku upload ke Webtoon Challenge Indonesia. Terus selama liburan kulakukan itu.
Sampai akhirnya liburan berakhir, aku harus kembali ke rutinitas biasa. Susah sekali mencari waktu untuk ngomik lagi.
Dari orang tua dan keluarga juga sudah ngasih sinyal kalau aku boleh seriusin ngomik kalau udah kelar kuliah.
Aku akhirnya tahan komikku.
Sudah 3 bulan aku nggak meng-update komik itu di webtoon challenge. Pen tablet makin susah kusentuh. Tangan cepat lelah karena terlalu lama kupakai menggambar. Padahal pembaca menunggu. Teman-teman menunggu. Bahkan ada teman kampus yang setiap ketemu pasti nanya, "Fildzah, kapan update?"
Aku kangen bikin komik.
Serius.
Aku kangen. Aku memang gak suka dikejar deadline, gak bisa terus kerja mati-matian. Aku memang capek bikin komik, bosan juga gak keluar rumah, tapi ternyata aku rindu ngomik.
Bikin komik itu nyiksa, tapi begitu kita dapat hasil yang bagus, kepuasannya gak bisa digambarkan. Seneng banget ada yang suka dan nunggu-nunggu karya kita. Seneng banget.
Tiap ngerasain hal itu, aku mikir,
"Ah, ternyata aku memang masih punya cita-cita jadi komikus."
Is it okay if I wanted to be one?
semangat semoga semua cita citanya terkabul
BalasHapussusu kental manis