Aku rupanya kembali ke kondisi titik bawah itu. Titik terbawah hidupku. Titik yang sebenarnya kalau bisa aku nggak ingin sampai terulang. Namun apa daya, terulang sudah.
Fildzah punya kepribadian yang aneh.
Dalam satu masa, ia bisa begitu cemerlang, begitu berprestasi, begitu berdedikasi dan senang berjuang. Harapan orang-orang diwujudkan. Dalam masa ini ia terus maju tanpa peduli apa kata orang.
Namun, dalam masa yang lain, ia adalah orang yang sangat merepotkan. Yang nggak profesional. Yang nggak bisa menempatkan kepentingan bersama di atas masalah pribadi. Cengeng. Lari dari masalah. Dia akan terlalu mengkhawatirkan pandangan orang terhadap dirinya, padahal ia sendiri yang menyakiti orang lain.
Sayangnya itu semua terjadi seperti siklus. Senang sih ketika jatuh jadi berpikir berarti suatu saat aku bakal naik. Tapi sedih juga ketika naik lalu mikir bakal ada sesuatu yang bikin aku jatuh.
Aku terlalu aneh.
Suatu kali jadi anak yang cengeng di kelas dan sering berantem sama teman.
Masa setelahnya berhasil lulus dengan nilai baik.
Suatu kali terlalu menatap masa lalu, nilai di rapor 4.
Lalu ketika lulus jadi yang nilainya tertinggi.
Setelahnya jadi anak cengeng yang apatis, yang mengutuk keadaan.
Yang nilainya sering jeblok, nilai di rapor bayangan 5.
Yang gagal masuk jurusan IPA keinginan keluarga.
Jutek dan suka nangis sendirian.
Emosian.
Setelahnya, jadi anak dengan nilai baik lagi.
Diterima kuliah di jurusan dan fakultas bergengsi.
IP semester pertamanya 4.00.
Lalu sakit-sakitan.
Dapat nilai E karena nggak ikut ujian.
Lalu berprestasi lagi. Jadi ketua unit kegiatan.
Eh sekarang, jatuh lagi.
Beralasan bosan kuliah, jenuh, takut, bingung....
Padahal mungkin hanya malas saja.
Berlindung dari kesalahan suka nunda-nunda.
Kenapa ya?
Semester ini aku kacau banget. Emosional. Nangis sesenggukan, merengek gak karuan. Kayak waktu SMA dulu. Cuma lari, nangis sesenggukan, tenang sedikit, terus balik ke temen-temen lagi.
Sekarang mah rasanya mau sendirian aja.
Ya, aku gak profesional. Aku ngebunuh, ngacauin dan ngerusak kelompokku sendiri. Mungkin tahun depan aku sendirian lagi. Aku harap gak banyak tugas kelompok tahun depan. Aku gak mau nyakitin orang lain gara-gara hobiku nyiksa diriku sendiri ini.
Tahun depan, mungkin, aku sendirian.
Kepribadianku yang seperti ini terkuak. Tercantum dalam ingatan mereka. Nggak lagi deh sekelompok sama aku.
Aku jadi mikir lagi, apa orang kayak aku gini layak kuliah. Baru masalah ngehimpit kayak gitu aja udah lari. Udah nyerah. Gimana nanti kerja? Gimana kalau nanti harus kerja bareng orang lain?
Makanya cita-citaku komikus sih. Aku bisa kerja sendirian. Gak harus di kantor. Nggak ada itu rapat atau pertemuan yang gimana.
Aku tahu ini kepribadian yang buruk. Ini harus diubah. Aku gak boleh kayak gini. Tapi aku butuh waktu. Aku butuh jeda.
Memang banyak rehat paksa yang kuambil. Itu juga gak baik. Aku ingin berhenti sejenak. Ingin rasanya keberadaanku seperti hilang sesaat. Aku ingin memikirkan dan merencanakan hidup ini.
Padahal kesempatan seperti itu sulit sekali datang.
Aku ingin rehat.
aku ingin pulang.
Aku ingin lahir kembali nanti.
Karena itu aku ingin saat ini, semua orang lupa sejenak padaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar