Rabu, 20 September 2017

Lika-Liku Ngomik: Ganti Pen Tablet

1. Waktu Beli Pen Tablet Pertama, Genius i608x

     Masih ingat betul saya ketika bertekad beli pen tablet Agustus tahun 2015 lalu. Waktu tanya ke orang tua, "Boleh nggak uang lebaran tahun ini aku pakai untuk beli pen tab?"

Lalu diantarlah saya ke Mangga Dua oleh ayah. Sebelumnya kami berdua riset kecil-kecilan dulu merek dan tipe apa yang bagus. Pilihan jatuh antara Genius MousePen i608x atau Wacom Intuos Pen. Harga Intuos paling murah waktu itu 1.2 juta, sementara harga Genius i608x itu setengahnya, 640 ribu. Karena waktu itu saya memang masih pengguna pen tablet pemula, dan nggak bermaksud untuk jadi ilustrator/komikus profesional, ditambah bujukan ayah pula, saya beli Genius dulu.


Kesan-pesannya? WIHH suka banget. 
Ukurannya active area-nya besar, saya bisa gambar detail. Apalagi memang sempat terbiasa gambar di kertas/bidang besar. Awal-awal memang rada susah menggunakannya, tapi seiring latihan gambar jadi makin enak dan makin bagus. Semangat bikin komik tumbuh, ide ada, voilaa~ jadilah webtoon yang sekarang saya garap, "The King's Daughter".


Karena garap webtoon, gambar digital jadi makin sering. Sempat intens banget seharian penuh setiap hari gambar. Mulai terasa kesulitan-kesulitannya.
Pertama, pen bawaan Genius itu rada berat, ada baterainya AA. Pressure sensitivity-nya juga besar jadi harus agak lebih ditekan ketika menggaris, apalagi saya tipe orang yang menggarisnya tipis-tipis. Ditambah saya yang nggak nurut istirahat setelah kerja berjam-jam, sakitlah tangan. Sakit pegal-pegal aja sih kayak kalo abis Ujian Nasional atau try out, capek megang pensil gitu hehe.
Kedua, ukuran tabletnya yang besar itu. Di satu sisi menguntungkan karena tangan lebih bebas dan jauh bergeraknya, tapi di satu sisi lagi besar banget jadi agak repot kalau dibawa-bawa. Ringan sih, cuma tetap agak repot. Awalnya saya selalu gambar di rumah jadi nggak mempermasalahkan, tapi kemudian kuliah mulai, kesibukan mulai, jadi pengen pentab itu lebih gampang dibawa ke mana-mana. Malah kalo bisa ikut dibawa sambil berjemur di tengah padang rumput di bawah matahari pagi wkwk.

Walaupun sebel-sebel gitu tetep sayang sih sama pentabnya wkwk, namanya juga temen seperjuangan. Saya kalau gambar biasanya gak tegas tuh garisnya, tapi gara-gara sering pakai pen tablet, latihan tracing line art, dan tuntutan waktu, saya sekarang lebih tegas kalau bikin garis. Malah udah bisa gambar line art komik langsung dari sketsa kasar tanpa harus bikin sketsa detail lebih dulu. Mantap deh.


2. Genius Mulai Sakit...

Setelah mulai bikin webtoon, mulai sering ada error dari pen tablet itu. Pen tiba-tiba tidak ter-detect, sensitivity hilang, getar-getar, dan semacamnya. Itu terjadi dalam frekuensi yang jarang dan biasanya akan normal lagi setelah saya plug in ulang kabelnya, jadi nggak saya permasalahkan.


Juni 2017, hampir 2 tahun setelah saya beli Genius itu, pen sama sekali nggak ter-detect. Saya coba ganti baterainya. Ternyata waktu saya ganti di dalamnya berminyak gitu, saya lalu bersihkan minyak-minyak itu dan pasang baterai baru. Setelah itu bisa dipakai lagi seperti biasa.
Namun, memasuki Juli 2017, pen saya mulai bermasalah lagi. Sering putus koneksi ketika sedang menggambar. Bikin satu goresan aja tuh susah. Agustus 2017, masih sama, bahkan mulai nggak berfungsi sama sekali. Akhirnya saya googling untuk cari tahu cara memperbaikinya, lalu ketemulah di blog kawan-kawan lain. Ternyata banyak yang punya masalah sama dengan Geniusnya. Baterai pen bocor karena pernah didiamkan untuk waktu lama di dalam pen. Ternyata harusnya baterai itu dilepas kalau sedang tidak dipakai, biar lebih awet.
Saya lalu bersihkan sisa minyak di pen sesuai petunjuk dari blog TakTeg ini. Setelah itu pen bisa digunakan kembali~ seneng banget. Tapi ternyata itu nggak berlangsung lama. Pen mulai sakit-sakitan lagi.
Padahal semangat ngomik lagi tinggi, semangat ingin jadi komikus profesional juga sedang tinggi. Setelah konsultasi dengan senior dan kawan-kawan, juga dengan mempertimbangkan masa depan, saya memutuskan beli pen tablet baru: pokoknya Wacom. Walaupun sebenarnya rada enggan move on dari Genius yang udah menemani hari-hari awal saya.


3. Kawan Seperjuangan Baru: Wacom Intuos Comic CTH490

Dibeli di awal bulan September 2017. Saya awalnya survei harga dulu lewat Tokopedia, terus ada yang jual lebih murah dari toko-toko lain, namanya Toko Jaya Baru Computer (saya promosiin loh, waw). Karena ternyata tokonya deket rumah, ayah saya bilang lebih baik beli di tokonya langsung. Akan tetapi saya sudah keburu harus masuk kuliah lagi ke kampus jadi ayah dan adik sayalah yang datang ke sana haha.

Btw, selama rentang 2 tahun sejak pertama beli pentab pertama sampai mau beli pentab kedua, Wacom udah berubah lagi dagangannya. Kalau waktu 2015 dia jualnya Intuos Pen, Intuos Pen & Touch, dan Intuos Manga, sekarang dia coba menjual berdasarkan untuk apa pentab akan dipakai: Intuos Draw, Comic, 3D, dan satu lagi yang saya lupa apa wkwk. Semuanya punya spesifikasi sama, yang membedakan hanya software bonusnya.

Saya sudah mengincar tipe Intuos Comic sejak pertama memutuskan akan beli Wacom. Ini gara-gara senpai saya yang habis nyoba software bonusnya, Clip Studio Paint (CSP), dan beliau muji-muji itu, bikin kepo haha. Harga Intuos Comic yang ditawarkan JBC 1,6 juta, sudah termasuk pen tablet, software CSP dan Anime Studio, antigores, softcase, dan sarung tangan khusus gambar. Gimana gak tergugah hahahaha. Sudah begitu pas dicek bonus-bonusnya juga memang kece semua. Sekarang saya udah bisa bawa pen tablet ke mana-mana dan memang gak rugi walaupun harus keluar kocek hampir 3x lipat dibanding pentab sebelumnya.

Oiya, uang 1,6 juta buat beli Wacom itu juga uang tabungan saya sendiri. Alhamdulillah ada rezeki jadi saya nggak minta sepeserpun dari orang tua ^^

Terus gimana review-nya ketika dipake? Licin pisan da, pennya enteng banget hampir sama kayak berat pensil biasa. Ukurannya lebih kecil dan enak dibawa-bawa. Yang bikin saya agak kesusahan di awal adalah kabel USB-nya. Genius itu kabelnya udah jadi 1 sama tablet jadi bisa langsung tancap aja, nggak usah takut kabelnya hilang atau ketinggalan. Nah Wacom tidak begitu. Saya harus ingat-ingat bahwa kabel itu harus dibawa. Positifnya, seandainya nanti kabelnya rusak ya tinggal kabelnya aja yang diganti.
Atau apakah ini akal-akalan supaya saya beli wireless kit-nya? Entah wkwk.

Karena Wacom yang saya beli adalah tipe CTH, pen tablet saya dilengkapi fitur touch. Akan tetapi, jujur saya belum bisa memanfaatkannya dengan baik. Fitur touch lebih sering saya matikan. Saya harus latihan untuk gambar tanpa tangan menyentuh kertas baru saya bisa memakai fitur touch itu.
Selanjutnya adalah tombol shortcut di tablet. Sekali lagi saya kurang bisa memanfaatkan jadi hampir gak pernah dipakai haha.
Karena ukuran active area-nya lebih kecil dari pentab saya sebelumnya, tangan saya makin berkurang jangkauan gerakannya (sebenarnya ini bisa memicu penyakit hm). Ada positif-negatifnya lah haha.
Tapi ya secara umum, dia sudah ikut membantu saya merilis episode 5 ke atas webtoon saya. Dia menjalankan perannya sebagai pen tablet dengan baik dan sekarang dia jadi pacar saya wkwk.


4. Kesimpulan dan Saran (lah, makalah??)

Berikut poin-poin yang ingin saya sampaikan ke teman-teman yang sedang berpikir untuk beli pen tablet.
  • pen tablet pada akhirnya hanya alat. Bukan berarti merek lebih bagus terus gambar kita jadi ikutan lebih bagus juga. Semua tergantung siapa yang memakai pen tablet itu.
  • pertimbangan membeli nomor 1: budget! Kalau memang uang yang kita miliki nggak cukup untuk beli Wacom, nggak usah paksakan beli Wacom. Beli merek alternatif dulu. Kalau ternyata masih kepikiran ingin Wacom, katakan pada dia, "Suatu hari aku akan memilikimu!" dan belilah dia ketika ada rezeki.
  • pertimbangan membeli nomor 2: kamu siapa? Orang yang punya cita-cita jadi profesional, memang sudah profesional, atau hanya hobi menggambar? Kalau kita sudah/ingin profesional, biasanya pen tablet akan sering sekali dipakai. Jadi lebih baik beli yang tahan lama sekalian, yang mereknya sudah menjamin. Nah, kalau kita baru ingin belajar atau menggambar sesekali saja sebagai hobi, lebih baik beli pentab merek alternatif. Sayang kan beli mahal-mahal tapi jadi pajangan aja? Hehe.
  • Buat yang senang menggambar di bidang besar, pilih yang active area-nya besar juga. Tangan bisa lebih luas bergerak karena jarak untuk menggores dari ujung ke ujung layar juga lebih besar. Kalau sukanya gambar kecil, atau sangat mager sehingga enggan menggerakkan tangan jauh-jauh, nah silahkan pilih yang active area-nya kecil juga.
  • Merek apapun pen tablet yang kita beli, tetap harus kita rawat. Saya orang yang kalau gambar background ngegoresnya kasar banget, jadi lebih baik pasang antigores juga hehe. Pen dan tablet jangan sampai hilang salah satunya, kan sayang banget. Bersihkan sesekali dengan kain kering, rapikan kalau sudah tidak dipakai. Dengan begitu kalian akan langgeng sampai waktu yang ditakdirkan Tuhan haha.
Itu saja sharing dan review kali ini. Selanjutnya saya bakal cerita-cerita soal proses lahirnya webtoon saya. Semangat berkarya!

Erica - Mirai Believer Romaji Lyrics (Tribute to ReLIFE Video)

 Saya ketemu video ini nggak lama setelah mulai baca ReLIFE, pas anime-nya baru diumumin bakal dibuat. Semampu yang saya tangkap, video ini dibuat oleh penggemar ReLIFE sebagai apresiasi dan selamat karena webcomic tersebut sudah mencapai 100 episode.

Saya suka banget lagunya sejak pertama dengar, tapi nggak ada yang menyediakan lirik romajinya. Oleh karena itu, saya coba menyediakan lirik romaji dari lirik disediakan di YouTube, barangkali ada yang suka juga sama lagunya.

Mirai Believer
By: erica / nao

戻りたい 戻れない もう一度
帰りたい帰れないもう二度と
 時間だけ過ぎて 追いつけないよ
 だから 止まらない止めれない心が
 愛したい愛されたいと願う
 まだ信じたい 信じてみたい
 笑った僕が 見たい
  Modoritai modorenai mou ichido
  Kaeritai kaerenai mou nidoto
  Jikan dake sugite oitsukenai yo
  Dakara tomaranai tomerenai kokoro ga
  Aishitai aisaretai to negau
  Mada shinjitai shinjite mitai
  Waratta boku ga mitai

何処かに忘れてしまったんだよ
なくした心が呼んでるの
道の無いあてもない暗闇でも 行くと決めたんだ
伝えたい言葉があるんだ
素直に今なら言えるよ
 意味の無い偽りは 全て脱ぎ捨てた
  Doko ka de wasurete shimattan da yo
  Nakushita kokoro ga yonderu no
  Michi no nai ate mo nai kurayami demo iku to kimetanda
  Tsutaetai kotoba ga arunda
  Sunao ni ima nara ieru yo
  Imi no nai itsuwari wa subete nugisuteta

戻りたい戻れないもう一度
帰りたい帰れないもう二度と
 時間だけ過ぎて追いつけないよ
だから 止まらない止めれない心が
愛したい愛されたいと願う
まだ信じたい 信じてみたい
笑った君が 見たい
  Modoritai modorenai mou ichido
  Kaeritai kaerenai mou nidoto
  Jikan dake sugite oitsukenai yo
  Dakara tomaranai tomerenai kokoro ga
  Aishitai aisaretai to negau
  Mada shinjitai shinjite mitai
  Waratta kimi ga mitai

どうして素直に生きれないんだろう
傷つくことなら慣れてるのに
高くて登れない壁ばっかりじゃ 夢も描けないよ
 失うものが無いなら
 恐れることも必要無い
最初から分かってた 僕は僕だけだ
  Doushite sunao ni ikirenain darou
  Kidzutsuku koto nara nareteru no ni
  Takakute toberenai kabe bakkari jya yume mo kakenai yo
  Ushinau mono ga nai nara
  Okoreru koto mo hitsuyou nai
  Saishou kara wakatteta boku wa boku dake da

 変わりたい変われないもう一度
出会いたい出会えないもう二度と
例え消えてしまうと分かっていても
いつか 誰かが誰かに伝えて
 思いが思いを繋げばいい
 ほら叶えたい 叶えてみたい
未来の先が 見たい
  Kawaritai kawarenai mou ichido
  Deaitai deaenai mou nidoto
  Tatoe kiete shimau to wakatteite mo
  Itsuka dareka ga dareka ni tsutaete
  Omoi ga omoi wo tsunageba ii
  Hora kanaetai kanaetemitai
  Mirai no saki ga mitai

眠れない 夜数えて
微かな 期待めくった
遠くで声がしたんだ
ここだよ 置いてかないで
行かなきゃ 幻だって
 超えなきゃ 掴めないんだ
過去も今も 無駄なんて無い
もう逃げないよ
  Nemurenai yoru kazoete
  Kasuka na
  Tooku de koe ga shitanda
  Koko da yo oitekanai de
  Ikanakya maboroshi datte
  Koenakya tsukamenainda
  Kako mo ima mo muda nante nai
  Mou nigenai yo

戻りたい戻れないもう一度
帰りたい帰れないもう二度と
 時間だけ過ぎて追いつけないよ
だから 止まらない止めれない心が
愛したい愛されたいと願う
 まだ信じたい 信じてみたい
 笑った僕が 見たい
  Modoritai modorenai mou ichido
  Kaeritai kaerenai mou nidoto
  Jikan dake sugite oitsukenai yo
  Dakara tomaranai tomerenai kokoro ga
  Aishitai aisaretai to negau
  Mada shinjitai shinjite mitai
  Waratta boku ga mitai



Senin, 21 Agustus 2017

Surat untukmu, Pejuang Semester Tujuh

Ytc. Fildzah Nur Fadhilah
Di kamar kosan sunyi pada malam sebelum PMBU 2017

Assalamu'alaikum. Bagaimana kabarmu hari ini?

Semester ini semester ketujuhmu, tahun keempatmu. Kamu sudah berjuang dengan sabar dan baik :)

Kamu hebat. Kamu sudah jalani pengobatan tb-mu selama 8 bulan. Tinggal sebulan lagi dan pengobatanmu selesai. Kamu berhasil melewati kontrol rontgen dan obat yang seperti tak ada habisnya. Perjuanganmu tinggal sedikit lagi kok.
Karena sakit ini, kamu jadi sadar akan nikmat sehat. Kamu jadi tahu betapa pentingnya menjaga pikiran dan tubuh tetap positif walaupun ada yang mengatakan hal negatif. Kamu jadi tahu, bagus bukan?

"Kalau kamu terus mengasihani diri sendiri, hidupmu akan berubah jadi mimpi buruk tiada akhir."
Kamu sudah mengalami mimpi buruk itu.
Karena itu, yuk mulai semester ini kita berubah jadi baik lagi.

Kamu mulai jauh dari Allah, lho?
Allah ingin Fildzah mendekat kepada-Nya lagi. Allah ingin Fildzah lebih banyak lagi ingat pada-Nya. Allah nggak akan ninggalin kamu sehina apapun kamu sekarang.
Kalau kamu mendekat, Allah juga akan mendekat kok. :D

Mungkin kamu akan mikir, kamu akhir-akhir ini rajin banget bolos ngajinya, rajin nunda sholatnya, rajin lupa sunnah. Kamu sendiri pun tahu, kamu harus berubah. Oke nggak usah berubah kembali seperti dulu. Lahirlah jadi orang baru yang melihat ke depan.
Jadi yuk perbaiki ibadah hariannya ^^

Setelah itu, sambil berjalan, yuk kita perbaiki studi kita. Kamu sudah cukup hebat bertahan di semester kemarin lho. Satu-dua nilai jelek, tak masalah. Kamu masih punya kesempatan untuk memperbaikinya. Perjuangan studi ini belum selesai kok. Pelajari apapun yang ingin kamu pelajari dengan tenang dan senang hati.

Lalu, kamu juga ingin memperbaiki hubungan dengan teman-teman bukan? Kamu sadar kamu nggak bisa terus menunggu dicari, jadi kamu mulai mencari orang-orang yang istimewa. Yuk mulai dari teman-teman sehalaqah saja dulu. Kabari apapun pada mereka, beri sesuatu sesekali, tanya kabar mereka, pokoknya sayangi mereka. Setelah itu, kamu bisa memperluasnya ke teman-teman komunitas. Lalu ke teman-teman organisasi, teman sejurusan... Tidak harus semuanya lho ya. Perlahan saja. Kamu pasti bisa menyebutkan satu-dua nama yang ingin kamu sayangi dan sayang kamu balik. Kamu tahu pasti ada kok orang yang sebenarnya ingat sama kamu meskipun kamu pikir mereka nggak.

Kalo karya, jalan terus ya! Santai saja. Semua orang punya kecepatan masing-masing. Pertahankan saja semangatmu!

Fildzah, ayo jangan kalah karena kata-kata orang lain.
Jangan kalah pada sisi pesimis dirimu.
Kamu bukan orang yang sempurna, pastinya. Begitu pun orang lain.

Semangat!
Kamu bisa melakukan banyak hal lebih daripada yang kamu bayangkan, asal kamu percaya (beriman) :D

Andalkan kekuatan Allah untuk hal-hal yang tidak bisa kamu lakukan. Yuk!

Istirahatlah dengan baik dan berjuanglah dengan baik.

Wassalamu'alaikum.

Salam sayang dari dirimu di suatu waktu,
Fildzah yang ingin menjadi baik.

Rabu, 22 Februari 2017

Kenapa "Tinggal" dan Bukan "Masih"?

Sebuah tulisan yang dimaksudkan untuk memarahi diri sendiri.

Sejak beberapa bulan yang lalu, entah kenapa diri ini begitu pesimis.
"Aku gak serajin dulu lagi."
"Ah aku gak jago lagi."
"Duh ini mah gak bisa."
"Ini gimana bakal sembuh."
"Harusnya aku gini, tapi malah gitu."
Daaaan segalanya yang dropping banget.

Tentu aku sendiri lelah dengan sikap pesimis dan pemalas ini. Sikap yang nge-judge duluan bahwa aku nggak bisa dan apa yang kulakukan gak akan berhasil. Sikap yang membuat self-esteem alias harga diriku jatuh serendah-rendahnya. Menangisi diri sendiri yang menyia-nyiakan kesempatan dan gagal menjaga pertemanan.

Aku lelah berdiri di sisi negatif. Aku mau pindah.

Yuk pindah.

Hari ini, hatiku seolah disentil sampai terbalik oleh Allah Sang Pengendali Hati. Tiba-tiba terbersit berbagai pertanyaan dalam benak ini.
"Kenapa fokus ke hal-hal yang gak bisa kamu lakukan? Kenapa gak ke yang bisa aja?"
"Kenapa meratapi waktu yang terbuang ketika masih ada kesempatan mencoba lagi?"
Don't look back, look forward!

Yang lalu memang nggak bisa dilupakan apalagi diulang, tapi ya udah itu udah lewat. Ada hal baru yang harus dihadapi. Bukan yang dulu atau yang nanti, tapi yang sekarang!

Be positive! Ayo pindah tempat berdiri. Beberapa langkah saja cukup.

"Jangan bilang 'tinggal satu menit', bilang 'masih satu menit'!"

Optimisme bikin beban berkurang kan? Ambisi dan impian bikin lebih semangat hidup kan?
Semua mulai dari cara pandang.

Yuk mulai hari yang baru! Bismillah, semangat!

Yang susah tidur,
Fildzah Nur Fadhilah

Rabu, 25 Januari 2017

Sakit Ceunah

Berawal dari awal Oktober 2016, sebuah benjolan berdiameter 2 cm muncul di leher kananku.

Waktu itu aku hectic menyiapkan acara terbesar UKM-ku tahun itu. Aku ketua panitianya, jadi banyak yang harus kuurus. Suruhan teman-teman untuk periksa ke dokter tidak langsung kuindahkan.

Tanggal 3 November 2016, aku akhirnya periksa ke poli umum di klinik kampus. Dokter memberi aku antibiotik dan menyuruhku kembali tiga hari lagi.
Namun, karena terjadi miskomunikasi antara aku, dokter, dan apoteker, perintah dokter tidak kuturuti. Obat kuminum tidak rutin. Kuliah dan organisasi jadi alasan aku tidak kunjung periksa lagi.

Beberapa pekan setelah periksa pertama, tanggal 21 November, aku kembali periksa ke klinik kampus karena benjolan itu bertambah. Sekarang jadi ada tiga benjolan di leher kananku.
Kebetulan dokter yang piket adalah dokter yang memeriksa aku sebelumnya. Aku langsung dinasehati macam-macam perihal 'anjuran dokter', dan dapat pelajaran bahwa "kalau dokter dan apoteker mengatakan hal yang berbeda, ikuti dokter. Sebab dokter yang tahu seperti apa keadaan pasiennya."
Berkesan banget.

Oleh Bu Dokter, aku diberi antibiotik lagi. Bahkan sampai ditentukan jam minum obatnya oleh beliau. Beliau juga mewanti-wanti kalau aku harus datang periksa lagi dalam tujuh hari.
Kali ini aku benar-benar nurut. Tujuh hari setelahnya aku kembali lagi ke klinik kampus.

Kali ini yang memeriksa aku Pak Dokter. Catatan medisku diperiksa. Benjolanku tidak mengecil walaupun sudah diberi antibiotik. Keringat malam tidak ada, demam nggak, batuk-batuk juga nggak. Beliau akhirnya memberi aku surat rujukan ke dokter spesialis penyakit dalam.

Aku rujuk ke rumah sakit di dekat rumah. Ibuku menemani aku periksa ke bagian penyakit dalam. Oleh dokter di RS itu, aku diminta tes darah, ronsen paru-paru, juga tes mantoux. Tes mantoux itu disuntik cairan di bawah kulit, yang tiga hari kemudian dicek perubahan yang terjadi pada kulitnya apa. Dokter bilang akan lebih baik kalau ada indikasi 'positif' tuberculosis pada hasil pemeriksaan ini, karena kalau negatif bisa jadi aku menderita penyakit lain yang menuntut operasi kecil, atau kalau parah, kanker.

Jadilah aku jalani berbagai tes. Pengalaman pertama dirontgen dan tes suntik mantoux. Kali kedua dites periksa darah sejak kelas 3 SD.

Sayangnya, karena jadwal periksaku selanjutnya bentrok dengan akhir pekan (tahun baru), dokter di RS libur. Ibuku membawaku ke rumah temannya yang dokter spesialis paru-paru. Temannya bilang hasil tes mantoux tidak ada artinya kalau tidak langsung dilihat setelah tiga hari. Jadilah beliau yang menanganiku.

Menurut analisis beliau, aku positif menderita TBC Kelenjar Getah Bening. Paru-paruku juga kena, kata beliau. Hasil rontgen menunjukkan ada peradangan. Hasil tes mantoux juga positif. Kulitku yang kemarin disuntik menonjol kemerahan dan permukaannya seperti kulit jeruk. Aku positif TBC.

Bingung lho sebenarnya. Yang aku tahu penderita TBC itu demam dan batuk parah, sampai batuk darah malah. Tapi (alhamdulillah)-nya aku sama sekali nggak mengalami itu. Ibuku lalu bilang kalau beberapa bulan terakhir aku sering berdehem, batuk kecil gitu. Ibu itu emang luar biasa ya. Sadar hal-hal kecil kayak gitu.

Oleh amah dokter, aku diberi resep obat yang harus aku minum rutin selama sembilan bulan ke depan (kayak hamil lol). Nggak boleh sekip satu haripun atau pengobatannya ulang dari awal. Aku juga disuruh cari sinar matahari pagi, karena sesungguhnya itu obat TBC dari Allah.

Tiga pekan sudah berlalu sejak aku mulai minum obat. Aku mulai biasa minum 7 butir obat setiap pagi, mulai terbiasa dengan urinku yang kemerahan karena efek obat... Disuruh suntik juga nggak kaget haha. Mungkin ini hukumanku karena nggak membiarkan matahari masuk ke kamar kosanku, karena kadang malas makan... ya gitu mungkin.

Intinya mah, jaga kesehatan da. Sakit itu ga enak.

Yang bela-belain ikut KKN,
Fildzah Nur Fadhilah.